Minyak Anjlok Lima Hari Beruntun, Putin Akan Kunjungi Arab

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
06 December 2023 09:35
Saudi Arabia's Crown Prince Mohammed bin Salman greets Russia's President Vladimir Putin during the opening of the G20 leaders summit in Buenos Aires, Argentina November 30, 2018 in this picture taken from video. Reuters TV Summit Pool via REUTERS
Foto: Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, menyapa Presiden Rusia Vladimir Putin selama pembukaan KTT para pemimpin G20 di Buenos Aires, Argentina pada 30 November 2018 dalam gambar ini diambil dari video. KTT KTT TV Reuters melalui REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia kompak dibuka lebih rendah pada perdagangan hari ini, melanjutkan penurunan pada perdagangan sebelumnya menjadi penurunan lima hari beruntun.

Harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,30% di posisi US$72,1 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah brent dibuka turun tipis 0,08% ke posisi US$77,14 per barel.

Pada perdagangan Selasa (5/12/2023), harga minyak mentah WTI ditutup anjlok 0,99% di posisi US$72,32 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent ditutup terjun 1,06% ke posisi US$77,2 per barel.

Harga minyak turun ke level terendah dalam lima bulan pada perdagangan Selasa, merupakan penutupan terendah bagi kedua patokan minyak mentah tersebut sejak 6 Juli. Bagi minyak WTI, ini adalah pertama kalinya sejak Mei harga turun selama empat hari berturut-turut.

Harga minyak turun karena penguatan dolar AS dan kekhawatiran terhadap permintaan, membuat pasar tertekan untuk hari keempat berturut-turut di tengah keraguan atas pengumuman pengurangan pasokan sukarela OPEC+ pada minggu lalu.

Pada perdagangan Selasa (5/12/2023) dolar indeks terapresiasi 0,24% di level 103,9 mendekati level tertinggi dua minggu lalu.

"Kesepakatan OPEC+ tidak banyak mendukung harga dan mengingat penurunan empat hari sebelumnya, para pedagang jelas tidak terkesan," ujar Craig Erlam, analis pasar senior Inggris & EMEA, di perusahaan data dan analisis OANDA.

Penurunan harga minyak terjadi meskipun ada komentar dari Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak bahwa OPEC+ siap memperdalam pengurangan produksi minyak pada kuartal pertama tahun 2024 untuk menghilangkan "spekulasi dan volatilitas" jika tindakan yang ada untuk memangkas produksi tidak cukup.

Pada tanggal 30 November kemarin, OPEC+ menyetujui pengurangan produksi sukarela sekitar 2,2 juta barel per hari (bph) untuk kuartal pertama tahun 2024. Namun setidaknya 1,3 juta barel per hari dari pemotongan tersebut merupakan perpanjangan dari pembatasan sukarela yang sudah dilakukan Arab Saudi dan Rusia pada tahun 2024.

"Unsur sukarela dalam kesepakatan ini membuat pasar mempertanyakan apakah pengurangan pasokan benar-benar akan berlaku," ujar Fiona Cincotta, analis pasar keuangan di perusahaan jasa keuangan Amerika, StoneX.

Kremlin mengatakan pengurangan produksi OPEC+ akan membutuhkan waktu untuk mulai dilaksanakan. Presiden Vladimir Putin akan mengunjungi anggota OPEC di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi pada hari Rabu dan menjamu Presiden Iran Ebrahim Raisi di Moskow pada hari Kamis.

Pendapatan minyak dan gas Rusia turun pada bulan November menjadi 961,7 miliar rubel (US$10,53 miliar) dari 1,635 triliun rubel pada bulan sebelumnya karena sifat siklus pembayaran pajak berbasis laba.

Eksportir minyak terbesar Arab Saudi menurunkan harga minyak mentah Arab Light untuk pelanggan Asia pada bulan Januari untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, sebagai reaksi terhadap melemahnya premi di pasar fisik di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan.

Sementara itu, Perusahaan Minyak Nasional Libya, anggota OPEC, mengatakan pihaknya berada di jalur yang tepat untuk meningkatkan produksi minyak menjadi 2 juta barel per hari dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

Dalam pasokan AS, persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS meningkat dalam sepekan hingga 1 Desember, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa. Data tersebut menyebabkan harga minyak terus mengalami kerugian paska penyelesaian.

Stok minyak mentah naik 594.000 barel dalam pekan yang berakhir 1 Desember, menurut sumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Stok bensin naik 2,8 juta barel, sementara persediaan sulingan naik hampir 1,9 juta barel.

Dan data stok pemerintah AS akan dirilis pada hari Rabu.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Terancam Ulah Kartel OPEC+, Harga Minyak Melonjak 2 Hari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular