
Bos Bank Mandiri Blak-blakan Tantangan Perbankan Tahun Depan

Jakarta, CNBC Indonesia - Biaya dana mahal dan likuiditas akan menjadi tantangan bagi industri perbankan, setidaknya hingga pertengahan 2024.
Sebagai informasi, Bank Indonesia saat ini masih menahan suku bunga acuan pada level 6%. Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan per Oktober 2024 hanya 3,9% secara tahunan (yoy).
Sebagai informasi, pertumbuhan DPK terbilang sangat rendah. Pasalnya dalam 5 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan DPK selalu di atas 5%.
Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.Sigit Prastowo menilai BI akan mempertahankan suku bunga pada level 6% hingga medio 2024. Hal ini seiring dengan sikap The Fed yang masih akan menjaga suku bunga pada level yang tinggi.
Oleh karena itu, Bank Mandiri akan fokus untuk menjaga dan meningkatkan rasio dana murah atau current account savings account (CASA). Per kuartal III-2023, rasio CASA emiten bersandi BMRI ini sebesar 78,8% (bank only), naik dari sebelumnya 73,2% pada periode yang sama tahun lalu.
"CASA ratio yang tinggi ini akan menjadi salah satu respon yang paling relevan untuk bisa menjaga cost of fund kita di level yang baik, di level yang cukup rendah," kata Sigit dalam konferensi pers Public Expose, Senin (27/11/2023).
Lebih lanjut, turunan dari strategi tersebut adalah meningkatkan digilitasasi dan transaksi. Bank Mandiri menjadikan Livin sebagai senjata utama mengincar nasabah ritel dan Kopra untuk menggaet korporasi.
Adapun Bank Mandiri memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga acuan ke level 5,5% pada tahun depan. Hal ini tentu akan memberikan daya ungkit terhadap pertumbuhan bisnis di berbagai sektor dan meningkatkan permintaan pembiayaan.
Sigit juga mengatakan BMRI akan menjaga kinerja tahun ini. Hingga September 2023, bank telah mengantongi laba Rp 39,1 triliun.
Selain itu, Bank Mandiri berhasil menorehkan rekor bank pertama di Indonesia dengan total aset konsolidasi yang menembus Rp2.007 triliun per September 2023 atau mencatatkan kenaikan 9,11% yoy.
Kenaikan aset ikut didorong dari laju pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan industrinya. Tercatat Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp1.315,92 triliun per September 2023 dari posisi setahun sebelumnya sebesar Rp1.167,51 triliun atau tumbuh 12,71% yoy.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Target Pertumbuhan Kredit BMRI Tak Bergeming, Tetap 11%-12%
