Market Commentary

5 Saham Ini Sentuh ARA, Ada yang Sempat di Suspensi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
13 November 2023 15:22
layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/9/223). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lima saham terpantau melesat dan sudah menyentuh auto reject atas (ARA) pada perdagangan sesi II Senin (13/11/2023), di mana tiga diantaranya sudah melesat hingga lebih dari 34%.

Adapun lima saham tersebut yakni PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE), PT Jaya Trishindo Tbk (HELI), PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO), PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP), dan PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS).

Per pukul 14:55 WIB, saham CARE meroket 34,96% ke posisi Rp 220/saham. Sedangkan saham HELI terbang 34,52% ke Rp 113/saham, dan terakhir saham PT Satria Mega Kencana Tbk (SOTS) melejit 25,45%.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Metro Healthcare IndonesiaCARE22034,96%
Jaya TrishindoHELI11334,52%
Surya Permata AndalanNATO13734,31%
Pioneerindo Gourmet InternationalPTSP2.35027,40%
Satria Mega KencanaSOTS31625,45%

Sumber: RTI

Belum diketahui penyebab pasti kelima saham tersebut menyentuh ARA. Namun, beberapa saham berhasil bangkit setelah terkoreksi parah dan setelah suspensi kembali dibuka oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagai informasi, saham CARE merupakan emiten pelayanan kesehatan terpadu dan rumah sakit. Adapun RS Metro merupakan rumah sakit milik CARE.

Padahal, kinerja keuangannya pada kuartal III-2023 cenderung memburuk. Perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp90,93 miliar sepanjang kuartal III-2023.

Berdasarkan laporan keuangan CARE per 30 September 2023, rugi bersih perseroan membengkak menjadi Rp 90,93 miliar atau lebih besar 13,85% dari kerugian yang dicatatkan pada kuartal III-2022 sebesar Rp 79,86 miliar.

Melonjaknya angka kerugian emiten pengelola rumah sakit tersebut terjadi seiring dengan turunnya pendapatan sepanjang sembilan bulan 2023.

Hingga akhir kuartal III-2023, pendapatan CARE tergerus 11,67% menjadi Rp 152,38 miliar dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp172,53 miliar.

Adapun, penurunan pendapatan terjadi pada beberapa segmen bisnis seperti jasa medis yang turun menjadi Rp 16,89 miliar per September 2023 dari sebelumnya Rp 20,79 miliar.

Sedangkan untuk saham HELI merupakan emiten yang bergerak dalam bidang angkutan udara komersial non-terjadwal. Perseroan menyediakan layanan helikopter di Indonesia untuk berbagai misi dari transportasi VIP, survei udara dan kargo eksternal jangka panjang.

Sebelumnya pada September lalu, HELI mendapat kontrak dua unit helikopter. Kontrak itu didapat dari pelanggan, salah satu perusahaan swasta nasional. Kontrak tersebut diperoleh melalui anak usaha perseroan yaitu Komala Indonesia.

Durasi kontrak sepanjang dua tahun. Kontrak itu, dapat diperpanjang satu tahun untuk setiap satu unit helikopter. Kontrak tersebut didapat dengan pelanggan mulai sejak semester II-2023. Tabulasi kontrak dengan pelanggan itu akan mendongkrak kinerja perseroan.

Selain itu, Komala Indonesia juga telah meneken kontrak dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk pekerjaan edisi 2023.

Adapun untuk saham NATO merupakan emiten properti pengembang dan operator properti yang berlokasi di Seminyak, Bali. Adapun perseroan mengelola beberapa properti yakni Luna 2 Hotel, The Villa Seri, dan Mangosteen Hotel di Bali melalui anak usahanya yakni Nusantara Jaya Realti (NJR).

Kemudian Takabonerate Resort (Sulawesi Selatan), Maratua Beach Resort (Kalimantan Timur), dan Surfer Paradise Resort Bali, di mana ketiga hotel tersebut dikelola oleh anak usaha NATO lainnya yakni Nusantara Mandala Prima (NMP).

Saham NATO sempat disuspensi oleh BEI pada 8 November lalu. Namun esok harinya, suspensinya kembali dibuka. Tetapi setelah dibuka suspensinya, saham NATO langsung terkapar di zona merah hingga dua hari beruntun dan baru berhasil rebound pada hari ini.

Sejatinya sebelum disuspensi, saham NATO terus mencatatkan koreksi parahnya selama lima hari beruntun. Dalam periode tersebut, saham NATO ambles hingga 63,66%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gokil! 2 Saham IPO Ini Sudah Sentuh ARA

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular