
Breaking! Rupiah Menguat Nyaris Rp 100, Dolar ke Rp 15.700

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah semakin perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Perdagangan belum dibuka 30 menit, nilai tukar rupiah sudah menguat Rp 95 perak atau hampir Rp 100 ke level Rp 15.700
Dilansir dari Refinitiv, rupiah menguat ke Rp15. 755/US$1 pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (3/11/2023) pukul 09: 27 WIB . Mata uang Garuda terbang 0,60%.
Dengan penguatan tersebut, rupiah kembali ke level psikologis baru Rp 15.700/US$1. Terakhir kali rupiah ada di level tersebut adalah 18 Oktober 2023 atau 13 hari perdagangan terakhir.
Penguatan hari ini melanjutkan tren positif kemarin, Kamis (2/11/2023) di mana rupiah ditutup di angka Rp15.850/US$ atau menguat 0,50%.
Pergerakan rupiah hari ini masih akan ditopang oleh keputusan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% pada Kamis dini hari kemarin.
Melemahnya imbal hasil US Treasury dan indeks dolar AS juga diharapkan menjadi tenaga bagi rupiah hari ini.
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun terus melandai hingga ke posisi 4,66% pada perdagangan Kamis kemarin. Posisi tersebut menjadi yang terendah sejak 13 Oktober 2023 atau 13 hari perdagangan terakhir.
Imbal hasil US Treasury sempat melonjak ke 5% pada akhir Oktober yang menjadi rekor tertingginya dalam 16 tahun terakhir. Pada saat yang bersamaan, indeks dolar juga turun ke 106,14 kemarin, dari 106,88 pada hari sebelumnya.
Imbal hasil US Treasury dan indeks dolar juga turun karena pelaku pasar semakin optimis The Fed akan segera mengakhiri siklus bunga tinggi. Optimisme mereka semakin naik setelah data tenaga kerja AS memburuk.
Data Tenaga Kerja AS menyebut sekitar 48.100 pekerja melakukan demo Oktober lalu. Angka tersebut menjadi rekor tertingginya sejak Februari 2004 atau 19 tahun lalu.
Pergerakan rupiah hari ini juga akan dipengaruhi sentimen tenaga kera AS.
Hari ini, AS akan mengumumkan dua data tenaga kerja penting yakni tingkat pengangguran dan non-farm payrolls untuk Oktober 2023.
Sebagai catatan, sektor tenaga kerja AS menjadi sorotan tajam pada Oktober lalu karena demo besr-besaran yang dilakukan ribuan pekerja sektor otomotif, hiburan, hingga kesehatan.
Pelaku pasar memperkirakan data tenaga kerja AS masih solid pada Oktober tahun ini. Tingkat pengangguran Oktober diperkirakan masih akan bertahan di 3,8% seperti di September.
Sementara itu, diperkirakan ada tambahan tenaga kerja dari sektor non-pertanian atau non-farm payrolls pada Oktober.
Penambahan lapangan kerja non-farm payrolls pada September mencapai 336.000.
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bikin Lega, Dolar Balik Ke Bawah Rp 15.000