
Ngacir! Rupiah Menguat Tajam Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melanjutkan tren positif dengan menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini. Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka di posisi Rp15.805/US$1 pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (3/11/2023) pukul 09: 05 WIB . Mata uang Garuda menguat 0,28%.
Dengan penguatan tersebut, rupiah makin mendekati level psikologis baru Rp 15.700/US$1. Terakhir kali rupiah ada di level tersebut adalah 18 Oktober 2023 atau 13 hari perdagangan terakhir.
Penguatan hari ini melanjutkan tren positif kemarin, Kamis (2/11/2023) di mana rupiah ditutup di angka Rp15.850/US$ atau menguat 0,50%.
Pergerakan rupiah hari ini masih akan ditopang oleh keputusan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% pada Kamis dini hari kemarin. Melemahnya imbal hasil US Treasury dan indeks dolar AS juga diharapkan menjadi tenaga bagi rupiah hari ini.
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun terus melandai hingga ke posisi 4,66% pada perdagangan Kamis kemarin. Posisi tersebut menjadi yang terendah sejak 13 Oktober 2023 atau 13 hari perdagangan terakhir.
Imbal hasil US Treasury sempat melonjak ke 5% pada akhir Oktober yang menjadi rekor tertingginya dalam 16 tahun terakhir. Pada saat yang bersamaan, indeks dolar juga turun ke 106,14 kemarin, dari 106,88 pada hari sebelumnya.
Melandainya imbal hasil dan indeks dolar ini menjadi kabar positif bagi Indonesia karena ada peluang bagi inflow di pasar saham, rupiah, dan Surat Berharga Negara (SBN).
Dengan imbal hasil yang lebih rendah maka return berinvestasi di US Treasury juga akan lebih kecil sehingga investor bisa mencari pasar yang lebih menarik seperti Indonesia.
Imbal hasil US Treasury dan indeks dolar turun karena pelaku pasar semakin optimis The Fed akan segera mengakhiri siklus bunga tinggi. Optimisme mereka semakin naik setelah data tenaga kerja AS memburuk.
Kamis kemarin (2/11/2023), AS melaporkan klaim pengangguran naik 5.000 menjadi 217 ribu pada pekan yang berakhir pada 28 Oktober. Jumlah ini ada di atas ekspektasi pasar yakni 210.000.
Pergerakan rupiah hari ini juga akan dipengaruhi sentimen tenaga kerja AS. Hari ini, AS akan mengumumkan dua data tenaga kerja penting yakni tingkat pengangguran dan non-farm payrolls untuk Oktober 2023.
Sebagai catatan, sektor tenaga kerja AS menjadi sorotan tajam pada Oktober lalu karena demo besar-besaran yang dilakukan ribuan pekerja sektor otomotif, hiburan, hingga kesehatan.
Data Tenaga Kerja AS menyebut sekitar 48.100 pekerja melakukan demo Oktober lalu. Angka tersebut menjadi rekor tertingginya sejak Februari 2004 atau 19 tahun lalu.
Pelaku pasar memperkirakan data tenaga kerja AS masih solid pada Oktober tahun ini. Tingkat pengangguran Oktober diperkirakan masih akan bertahan di 3,8% seperti di September.
Sementara itu, diperkirakan ada tambahan tenaga kerja dari sektor non-pertanian atau non-farm payrolls pada Oktober.
Penambahan lapangan kerja non-farm payrolls pada September mencapai 336.000.
Jika pengangguran AS meningkat maka ini akan menjadi kabar gembira bagi pasar keuangan Indonesia karena bisa membuat semakin melunak ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bikin Lega, Dolar Balik Ke Bawah Rp 15.000