Market Commentary

Saham Bank Bangkit, BMRI Melesat 3,5%

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Kamis, 02/11/2023 11:17 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten perbankan berkapitalisasi pasar terbesar keempat di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau melesat pada perdagangan sesi I Kamis (2/11/2023), setelah kemarin sempat ditutup terkoreksi.

Per pukul 10:51 WIB, saham BMRI melonjak 3,54% ke posisi harga Rp 5.850/unit. Saham BMRI pada sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp 5.725-Rp 5.900 per unit.

Saham BMRI sudah diperdagangkan sebanyak 5.201 kali dengan volume transaksi mencapai 43 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 250,39 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 546 triliun.


Hingga pukul 10:51 WIB di order bid atau beli, pada harga Rp 5.750/unit, menjadi antrian beli paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 31.939 lot atau sekitar Rp 18 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 5.900/unit menjadi antrian jual terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 51.504 lot atau sekitar Rp 30 miliar.

Saham BMRI berhasil rebound di sesi I hari ini, setelah kemarin ditutup terkoreksi. Berbalik arahnya BBRI pada sesi I hari ini terjadi di tengah sedikit membaiknya sentimen pasar setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuannya.

Sesuai ekspektasi pasar, suku bunga acuan The Fed kembali ditahan di level 5,25-5,50%. Suku bunga yang ditahan diharapkan bisa membuat dolar AS melemah serta imbal hasil (yield) US Treasury melandai.

Dari kinerja keuangannya, laba bersih konsolidasi BMRI mencapai Rp 39,06 triliun pada kuartal III-2023, naik 27,44% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Hal ini didorong oleh laju pertumbuhan aset seiring dengan kenaikan portofolio kredit.

Bank Mandiri tercatat membukukan rekor sebagai bank pertama di Indonesia yang mencapai aset sebesar Rp 2.000 triliun. Per September 2023, bank menorehkan aset senilai Rp 2.007 triliun, naik 9,11% (yoy).

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan kenaikan total aset tersebut ikut didorong oleh laju pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang mampu tumbuh positif.

Tercatat, Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp 1.315,92 triliun pada September 2023, tumbuh 12,71% yoy.

"Dalam mendorong pertumbuhan bisnis, Bank Mandiri terus berfokus dalam peningkatan pelayanan dengan memberikan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah. Terutama dengan mendorong sektor yang prospektif di setiap wilayah," ujar Darmawan dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2023 di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Seluruh segmen kredit BMRI menorehkan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Penopang pertumbuhan utamanya dari penyaluran kredit di segmen komersial yang naik signifikan sebesar 18,55% yoy menjadi Rp 222,3 triliun dan kredit small medium enterprise (SME) yang mencapai Rp 74,16 triliun atau naik 11,73% yoy.

Selaras dengan pertumbuhan kedua segmen tersebut, kredit Bank Mandiri di segmen mikro tumbuh10,09% yoy, menjadi Rp 161,4 triliun pada akhir September 2023.

Di samping itu, daya beli masyarakat yang masih solid turut mendukung pertumbuhan dari sisi kredit konsumer Bank Mandiri yang mencapai 12,04% yoy menjadi Rp 109,3 triliun.

Sementara itu, kredit korporasi Bank Mandiri tetap menjadi penyumbang portofolio kredit terbesar perseroan, dengan realisasi mencapai Rp 449 triliun dan tumbuh 9,55% yoy.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat