Bursa Asia Mulai Cerah Lagi, Hang Seng-Nikkei Terbang
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (25/10/2023), di mana pada hari ini inflasi Australia periode kuartal ketiga 2023 telah dirilis.
Per pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 1,16%, Hang Seng Hong Kong meroket 2,34%, Shanghai Composite China menanjak 0,83%, dan Straits Times Singapura naik 0,14%.
Sedangkan untuk indeks ASX 200 Australia melemah 0,26% dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,39%.
Dari Australia, data inflasi pada kuartal III-2023 kembali meningkat, didorong oleh kenaikan harga bensin, menambah tekanan pada bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) untuk menaikkan suku bunga lagi.
Biro Statistik Australia melaporkan inflasi konsumen (consumer price index/CPI) utama secara basis kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) naik 1,2% pada periode Juli-September, naik dari sebelumnya sebesar 0,8% pada periode April-Juni, Para ekonom memperkirakan tingkat suku bunga triwulanan akan mencapai 1,1%.
Sedangkan secara tahunan (year-on-year/yoy), CPI utama naik menjadi 5,4% pada kuartal III-2023, dibandingkan dengan 6% pada kuartal II-2023. Para ekonom memperkirakan tingkat suku bunga tahunan akan berada pada angka 5,3%, melanjutkan penurunan dari puncaknya pada kuartal Desember sebesar 7,8%.
RBA telah mempertahankan suku bunga utamanya pada 4,1% selama empat bulan terakhir. Menjelang angka inflasi hari ini, pasar memperkirakan satu dari tiga peluang bahwa bank sentral akan menginginkan suku bunga sebesar 4,35% pada pertemuan 7 November.
Dalam pidato pertamanya sejak menjadi gubernur RBA, Michele Bullock mengatakan pada Selasa malam di Sydney bahwa "dewan [RBA] tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika ada revisi ke atas terhadap prospek inflasi".
Para pengambil kebijakan mengatakan mereka memiliki toleransi yang rendah dalam membiarkan inflasi kembali ke sasarannya pada kecepatan yang lebih lambat dari perkiraan saat ini.
RBA memperkirakan pada Agustus lalu bahwa inflasi hanya diproyeksikan akan kembali ke kisaran target bank sebesar 2-3% pada akhir tahun 2025.
Di lain sisi, bursa Asia-Pasifik yang cenderung menguat terjadi di tengah menguatnya juga bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,62%, S&P 500 menanjak 0,73%, dan Nasdaq Composite berakhir melesat 0,93%.
Fokus investor di AS masih terkait dengan perilisan kinerja keuangan pada kuartal III-2023, di mana Coca-Cola melaporkan pendapatan dan pendapatan yang melampaui perkiraan, membuat saham naik 2.9%.
Sedangkan Spotify melonjak 10% setelah raksasa streaming audio itu membukukan hasil kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi.
Alfabet (Google) dan Microsoft termasuk di antara perusahaan yang membukukan hasil setelah pasar tutup. Nama-nama teknologi lain yang melaporkan pekan ini termasuk Amazon dan Meta (Facebook).
Sekitar 150 perusahaan S&P 500 dijadwalkan untuk melaporkan laporannya pekan ini. Sejauh ini, musim ini dimulai dengan baik. Sekitar 23% perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatan, dan 77% di antaranya membukukan pendapatan melebihi ekspektasi analis, menurut FactSet.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)