Market Commentary

Hamas vs Israel Makin Panas, 5 Emiten Emas RI Ini Pesta Cuan

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Senin, 16/10/2023 09:35 WIB
Foto: Emas. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas emiten pertambangan emas di Indonesia terbang pada perdagangan sesi I Senin (16/10/2023), di tengah melesatnya harga emas acuan dunia.

Per pukul 09:19 WIB, setidaknya kelima saham emas di RI terpantau melesat lebih dari 2% dan satu saham cenderung stagnan.

Berikut pergerakan saham emiten tambang emas pada perdagangan sesi I hari ini.


SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Archi IndonesiaARCI3887,78%
Bumi Resources MineralsBRMS2004,17%
Merdeka Copper GoldMDKA2.6303,14%
Aneka TambangANTM1.8103,13%
J Resources Asia PasifikPSAB862,38%
Wilton Makmur IndonesiaSQMI510,00%

Sumber: RTI

Saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) memimpin penguatan saham emas di RI pada pagi hari ini, yakni melejit 7,78% ke posisi Rp 388/saham.

Sedangkan untuk saham PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) cenderung stagnan di harga Rp 51/saham.

Menguatnya saham emas RI mengikuti pergerakan harga emas dunia yang melesat sejak akhir pekan lalu. Posisi penutupan US$ 1931,70 pada Jumat pekan lalu adalah yang tertinggi sejak 6 Oktober 2023 atau lima hari perdagangan terakhir.

Lonjakan harga emas akhir pekan lalu membuat sang logam mulia langsung mencetak dua rekor sekaligus. Pertama, kenaikan terbesar dalam sehari. Harga emas yang melonjak 3,37% sehari merupakan yang terbesar sejak 17 Maret 2023 atau hampir tujuh bulan terakhir.

Pada periode tersebut harga emas terbang 3,58% sehari. Emas melesat setelah AS tengan diguncang oleh krisis perbankan setelah tiga bank AS ditutup yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank.

Rekor kedua yang dicatat emas pada perdagangan Jumat kemarin adalah kenaikan tertinggi dalam sepekan. Emas melesat 5,43% dalam sepekan pada pekan lalu. Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi sejak pertengahan Maret (13-17 Maret 2023) di mana harga emas terbang 6,43% sepekan.

Pada pagi hari ini, harga emas kembali melanjutkan penguatannya. Per pukul 05:30 WIB, harga emas menguat tipis 0,07% di posisi US$ 1.933,11 per troy ons. Kenaikan tersebut memperpanjang tren positif emas setelah harganya terbang pada pekan lalu.

Analis OANDA, Edward Moya, menjelaskan pergerakan harga emas masih akan sangat dipengaruhi perkembangan perang Isarel vs Hamas serta di Amerika Serikat (AS).

Emas melesat pekan lalu setelah situasi di Timur Tengah memanas. Emas adalah aset aman (safe haven) yang dicari saat kondisi ekonomi memburuk atau terjadi ketegangan geopolitik.

Moya bahkan memperkirakan harga emas bisa terbang ke level US$ 2.000 jika perang memanas dan meluas.

"Investor ramai-ramai beralih ke aset aman setelah ketegangan di Faza. Ini Jika situasi semakin memburuk maka ada peluang emas akan terbang ke level US$ 2.000 tahun ini. Emas memang masih akan bergerak di level US$ 1.800-1.900 per troy ons tetapi ada kemungkinan melenceng hingga US$ 2.000," tutur Moya, dikutip dari Reuters.

Selain perang, salah satu faktor pendukung lainnya adalah minimnya data-data penting yang dirilis AS pada pekan ini.

Penopang harga emas lainnya adalah melandainya kekuatan dolar AS dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury).

Indeks dolar ada di posisi 106,59 pada pagi hari ini, turun dibandingkan pada akhir pekan lalu (106,65). Sementara itu, yield Treasury tenor 10 tahun melandai ke 4,63% pada pagi hari ini, dari 4,7% pada pekan lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Iran-Israel, Saham Emas Kembali Jadi Incaran Pasar