
Indonesia Re Racik Strategi Tanggung Risiko Transisi ke EBT

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pelat merah PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re memiliki strategi khusus untuk mendorong target net zero emission (NZE) yang digagas pemerintah.
Hal ini dilakukan dengan berpartisipasi sebagai anggota Asean Insurance Council (AIC) di mana pihaknya menginiasi green energy risk pool, sebuah konsorsium anggota AIC untuk meningkatkan kapastitas proteksi asuransi di industri berkelanjutan.
Indonesia Re menjadi ketua di ASEAN Reinsurance Working Committee (ARWC) untuk periode 2023-2024. Direktur Operasional Indonesia Re Delil Khairat berharap gagasan baru akan terlahir dari konsorsium ini paling lambat akhir tahun.
"Kami menargetkan ini bisa dilaunching akhir tahun setelah dilakukan AIC Summit di Vietnam nanti," tutur Delil kepada CNBC Indonesia, Selasa, (26/9/2023).
Partisipasi ini, tambah Delil, sekaligus menjadi bentuk dukungan Indonesia Re pada hadirnya bursa karbon di Indonesia yang pada Selasa lalu resmi diluncurkan.
Melansir laman resmi AIC, inisiatif ini mendorong peran perusahaan asuransi dalam mendorong keberlanjutan dan mempercepat transisi ke energi terbarukan atau lebih ramah lingkungan.
Namun perlu diingat, terdapat risiko transisi yang berkaitan dengan upaya transisi ke ekonomi hijau. Hal ini akan melibatkan banyak investasi dengan ketidakpastian yang tinggi sehingga akan membuat biaya menjadi terlalu tinggi sehingga tidak terjangkau bagi perekonomian dan di sinilah industri asuransi berperan.
Perusahaan asuransi akan mengambil alih sebagian risiko sehingga investasi pada bisnis ramah lingkungan menjadi lebih terjangkau bagi investor, pemodal, dan pengusaha.
Terdapat dua alasan yang menjadikan green energy memiliki risiko yang tinggi bagi industri asuransi, pertama, kurangnya data hstorikal yang biasa digunakan oleh aktuaris untuk memprediksi risiko dan kurangnya pemahaman terhadap risiko itu sendiri karena energi terbarukan merupakan teknologi baru yang belum banyak diketahui orang.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Reasuransi Indonesia Minta Suntikan PMN Rp 1 T, Buat Apa?
