Analisis Teknikal

Investor Kompak Tarik Dana dari RI, Rupiah Rawan Tertekan

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
26 September 2023 08:20
Petugas menghitung uang  dolar di tempat penukaran uang Dolarindo, Melawai, Blok M, Jakarta, Senin, (7/11/ 2022)
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih terus bergejolak melawan dolar Amerika Serikat (AS) di tengah isyarat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) masih hawkish yang memicu dana investor keluar.

Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,16% secara harian ke angka Rp15.395/US$ pada kemarin, Senin (25/9/2023). Pada tengah perdagangan rupiah sempat bergerak ke posisi pelemahan terparah di Rp15.408/US$.

Pelemahan rupiah sejalan dengan indeks dolar AS (DXY) yang menguat, hingga pukul 15.01 WIB kemarin, DXY tercatat naik ke angka 105,66 lebih tinggi dibandingkan penutupan Jumat (22/9/2023) di posisi 105,58.

Indeks dolar AS yang tinggi memicu aliran dana asing keluar dari dalam negeri, hal ini merupakan imbas dari ketidakpastian pasar terhadap isyarat the Fed yang masih hawkish bisa menaikkan suku bunga lagi.

Mengacu pada hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC), pejabat The Fed mengindikasikan jika kebijakan moneter yang ketat akan tetap berlanjut hingga 2024 dan akan memangkas suku bunga lebih sedikit dari indikasi sebelumnya.

Berdasarkan perangkat FedWatch, survei menunjukkan 20,3% The Fed akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) pada FOMC November. Sementara pada FOMC Desember, persentasenya mengalami peningkatan

Ketidakpastian dari the Fed memicu adanya capital outflow di pasar keuangan Tanah Air. Di pasar saham, kemarin investor melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 333,8 miliar di pasar reguler.

Sementara itu, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun melesat ke 6,74% pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang tertinggi sejak 4 April 2023 atau lebih dari lima bulan.
Imbal hasil yang naik menandai harga SBN sedang jatuh karena diobral investor.

Sejumlah data dari AS masih akan mewarnai gerak rupiah hari ini, Selasa (26/9/2023) akan rilis data terkait penjualan rumah, indeks harga rumah, Indeks keyakinan konsumen (IKK), jumlah penjualan rumah baru, serta ada pula indeks manufaktur AS. data-data ini tentu penting untuk melihat bagaimana perekonomian AS.

Kendati tekanan tersebut, Bank Indonesia (BI) kemarin merilis M2 (uang beredar) yang tercatat bertumbuh positif pada Agustus 2023.

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Agustus 2023 tumbuh positif. Posisi M2 pada Agustus 2023 tercatat sebesar Rp8.363,2 triliun atau tumbuh 5,9% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,4% (yoy). Perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 8,4% (yoy)

Perkembangan M2 pada Agustus 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada Agustus 2023 tumbuh sebesar 8,9% (yoy), setelah tumbuh 8,4% (yoy) pada Juli 2023 sejalan dengan perkembangan kredit produktif.

Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 4,7% (yoy), setelah bulan sebelumnya tumbuh sebesar 9,0% (yoy). Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) relatif stabil pada Agustus 2023 dibandingkan dengan level pada periode yang sama tahun sebelumnya, setelah terkontraksi sebesar 12,1% (yoy) pada bulan Juli 2023.

Selain itu, transaksi Bank Indonesia (BI) pada 18 - 21 September 2023, non residen di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,67 triliun terdiri dari jual neto Rp1,03 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), beli neto Rp1,38 triliun di pasar saham dan beli neto Rp1,32 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah masih dalam tren pelemahan, pada pergerakan kemarin, Senin (25/9/2023) rupiah juga sempat menembus ke atas level psikologis Rp15.400/US$. Posisi tersebut masih menjadi target pelemahan terdekat yang potensi bisa diuji kembali, jika tertembus resistance yang perlu dicermati berikutnya di posisi Rp15.410/US$ yang diambil berdasarkan horizontal line dari high 21 September 2023.

Di sisi lain, tetap perlu diperhatikan support terdekat apabila ada pembalikan arah menguat di posisi Rp15.370/US$ yang diambil berdasarkan horizontal line dari low candle 21 September 2023.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbal dari keputusan tersebut.


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Rupiah Ambruk ke Rp16.635 per USD, Dekati Level Saat 1998

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular