
Bursa Karbon Meluncur Hari Ini, Bank Asing Sudah 'Curi Start'

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah secara resmi meluncurkan bursa karbon hari ini Selasa, (26/9/2023). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun mendorong setiap stakeholders untuk mendukung jalannya bursa karbon nanti.
Secara sederhana, perdagangan karbon atau bursa karbon ini adalah jual beli kredit atas pengeluaran karbon dioksida atau gas rumah kaca. Perusahaan yang mampu menekan emisi dapat menjual kredit karbon ke perusahaan yang melampaui batas emisi.
Dengan adanya bursa karbon ini, OJK berharap dapat mengembangkan regulasi kebijakan hijau untuk mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan. Tentunya, pembuatan kebijakan ini ditempuh melalui kerja sama dengan para pemangku kepentingan, salah satunya perbankan.
Bank asing di Indonesia pun sudah mempersiapkan diri untuk berpartisipasi pada perdagangan karbon. Seperti Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) yang sudah mempersiapkan satu departemen sendiri untuk membantu proses inquiry bagi klien-kliennya yang tertarik dalam perdagangan karbon.
"Memang posisi kami ini kalau kami bisa mengecek atau mendengar dari klien bahwa bilang ini 'carbon trading bagaimana?' dan ini tugas kami untuk membantu mereka mengerti dan dihubungkan dengan trading karbon itu," kata Managing Director, Head of Integrated Corporate Bank Citi Indonesia Anthonius Sehonamin, Kamis (21/9/2023) lalu.
Ia mengatakan Citi Indonesia akan membantu proses client inquiry dan client checking dalam perdagangan karbon. Anthonius pun menyebut pihaknya harus mempelajari lebih lanjut soal teknis bursa karbon ini terlebih dahulu.
Menurutnya, klien-klien Citi Indonesia bank yang fokus pada institutional banking itu, sudah mulai bertanya soal perdagangan karbon. Anthonius mengatakan beberapa klien sudah mulai antusias untuk membeli karbon di bursa karbon.
"Banyak klien yang sudah bertanya, bagaimana cara menjualnya [dalam perdagangan karbon]. Tapi kita langsung relay ke departemen tersebut dan biar mereka yang connect dengan IDX juga. Kita juga akan sosialisasi juga, ya untuk klien," jelasnya.
Sementara itu, PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) yang tengah mempelajari lebih lanjut soal pelaksanaan perdagangan karbon ini. Direktur Wholesale Banking UOB Indonesia Harapman Kasan menyampaikan bahwa untuk pelaksanaan perdagangan karbon, ada banyak hal yang harus dipersiapkan.
"Untuk melakukan ini banyak yang sekali hal yang perlu dipersiapkan, bagaimana main statementnya, reporting-nya. Ini semua institusi masih relatif baru, ya. Jadi mungkin 1-2 tahun lagi mungkin akan lebih konkret nantinya," ujarnya di UOB Plaza, Senin (25/9/2023).
Harapman menyebut sejauh ini klien UOB Indonesia sedang mencoba untuk mempelajari terkait pelaksanaan bursa karbon ini.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setelah Dibuka Jokowi, Transaksi Bursa Karbon Kok Sepi?
