Dolar Rp14.500 Disebut Terlalu Kuat, Segini Posisi Amannya!

Maikel Jefriando, CNBC Indonesia
Kamis, 21/09/2023 08:52 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berada dalam tekanan berat beberapa waktu terakhir. Dolar Amerika Serikat (AS) begitu kuat bahkan menekan sampai ke level Rp15.400 pada Rabu (20/9/2023), meskipun kemudian balik lagi ke Rp15.375.

Kepala Ekonom PT Bank BCA Tbk David Sumual menilai level rupiah saat ini sebenarnya cocok dengan fundamental perekonomian nasional. Diukur dari level inflasi dan neraca transaksi berjalan (current account).


"Kalau dilihat sejauh ini rupiah relatif di range fundamentalnya," ungkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia.

Dolar AS sebelumnya sempat mengarah ke Rp14.500. Menurut David hal tersebut justru menempatkan rupiah terlalu kuat atau overvalued sehingga bisa merugikan Indonesia dalam aktivitas perdagangan.

"Rp 14.500 itu relatif overvalue, terlalu kuat. Kondisi yang pas buat eksportir dan importir itu sebaiknya Rp15.000-15.500/US$. Itu kelihatan lebih fair," ujarnya.

Ke depan, David melihat berbagai tekanan akan terus menghampiri rupiah dalam jangka pendek. Antara lain potensi kenaikan suku bunga acuan AS sebanyak satu kali hingga akhir tahun dan harga minyak dunia yang naik tajam.

"Lebih dikhawatirkan itu harga minyak, ini melonjak dan korelasinya besar ke rupiah," terang David.

Sementara itu dari sisi kebijakan, menurut David, Bank Indonesia (BI) telah memulai dengan beberapa instrumen yang tepat. Seperti Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

"Cadev masih sangat besar dan tertinggi secara historis dan berperan menjaga stabilitas di 15.300 itu fair buat eksportir dan importir," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BI & The Fed Tahan Suku Bunga, IHSG Melemah Lebih Dari 1%