Duh! Moody's Pangkas Prospek Properti China Jadi Negatif

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Jumat, 15/09/2023 13:45 WIB
Foto: Logo perusahaan pengembang China Country Garden ditampilkan di Shanghai Country Garden Center di Shanghai, China 9 Agustus 2023. (REUTERS/ALY SONG)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga pemeringkat Moody's pada hari Kamis (15/9/2023) waktu setempat menurunkan prospek sektor properti Tiongkok menjadi negatif dari stabil. Lembaga itu menjelaskan pertumbuhan yang lebih lemah berdampak pada belanja para pembeli rumah.

Mengutip Moneycontrol, Moody's mengatakan penjualan yang sudah memiliki kontrak diperkirakan turun sekitar 5% selama 6 hingga 12 bulan ke depan. Di samping itu, dampak dari "dukungan kebijakan yang diperkuat baru-baru ini" oleh pemerintah Tiongkok akan "berlangsung jangka pendek".


Bank sentral Tiongkok pada hari Kamis waktu setempat mengumumkan pemotongan RRR, yakni rasio acuan jumlah uang tunai yang harus disimpan bank sebagai cadangan. Ini merupakan pemotongan pertama sejak bulan Maret.

Namun ini adalah ketiga kalinya bank sentral menurunkan suku bunga acuan dalam waktu beberapa minggu, ketika negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut sedang berjuang menghadapi tantangan pasca-Covid dan krisis yang bergerak lambat di sektor properti.

Moody's menambahkan bahwa tekanan kredit di salah satu pengembang properti terbesar Tiongkok, Country Garden, telah mendorong para pembeli menghindari risiko.

Awal bulan ini, pengembang yang terlilit utang itu berhasil menghindari gagal bayar atas pembayaran bunga senilai US$ 2 juta.

Seandainya utang tersebut tidak dilunasi, perusahaan akan menghadapi prospek menjadi perusahaan real estate Tiongkok terbesar yang mengalami gagal bayar sejak saingannya Evergrande pada tahun 2021.

Perusahaan tersebut, yang masih menjadi pengembang properti terbesar di Tiongkok tahun lalu, memiliki proyek empat kali lebih banyak dibandingkan Evergrande.

Kemunduran besar yang dihadapi oleh Country Garden dan Evergrande semakin melemahkan sektor yang sudah terdampak oleh pandemi Covid-19 dan perlambatan ekonomi yang lebih luas di Tiongkok.

Menurut Moody's, kota-kota yang secara ekonomi lemah diperkirakan akan mengalami penurunan penjualan properti terbesar.

"Wilayah dengan perekonomian yang lebih lemah akan berkontribusi terhadap sebagian besar penurunan penjualan, juga di tengah berlanjutnya arus keluar penduduk," katanya, dikutip dari Moneycontrol, Jumat (15/9/2023).


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Cuan Perang Dagang, Produsen Kemasan Kertas RI Tembus Pasar AS