
Saham Emiten Teknologi Melesat, Bukalapak & GOTO Hijau Juga?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten teknologi semringah selama perdagangan awal pekan, Senin (11/9/2023). Namun, berbeda nasib sejumlah saham malah tercatat melemah, termasuk saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.27 WIB, indeks sektor teknologi (IDXTECHNO) melesat 1,67 persen, terbaik kedua di bawah indeks sektor kesehatan (IDXHEALTH) yang naik 2,26 persen.
Saham PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) memimpin kenaikan IDXTECHNO dengan persentase 25,00 persen atau menembus batas auto reject atas (ARA) ke Rp2.000 per saham.
Saham TFAS terbang menembus ARA selama 4 hari beruntun usai sempat disuspensi (penghentian perdagangan sementara) pada 5 September lalu.
Suspensi itu sendiri dilakukan BEI dalam rangka cooling down sehubungan dengan terjadinya penurunan harga kumulatif yang signifikan pada saham TFAS.
Selain TFAS, saham emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga melejit 6,50 persen ke Rp262 per saham.
Praktis, saham BUKA melesat selama 4 hari beruntun dengan kenaikan 11,02 persen dalam sepekan.
Pemegang saham BUKA, Grup Emtek PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), juga ikut terangkat, dengan naik 4,35 persen ke Rp600 per saham, rebound dari koreksi 1,71 persen pada Jumat (8/9) minggu lalu.
Saham produsen laptop AXIO juga menghijau 3,80 persen, bersamaan dengan saham DMMX yang naik 3,14 persen dan saham LUCK yang terapresiasi 1,15 persen.
Saham DIVA dan ATIC juga secara serempak naik 0,61 persen dan 0,56 persen.
Berbeda nasib, saham GOTO, bersama sejumlah emiten lainnya, malah terkoreksi. Saham GOTO ambles 2,15 persen ke posisi Rp91 per saham, melanjutkan penurunsn 1,06 persen pada Jumat lalu.
Dengan ini, saham GOTO turun 2,15 persen dalam sepekan dan stagnan 0,00 persen selama sebulan belakangan.
Seperti diketahui, belum lama ini sederet direksi GOTO mengeksekusi hak opsi kepemilikan saham (MSOP) miliknya dengan nilai mencapai miliaran rupiah.
Sebagaimana telah diungkapkan di dalam prospektus Penawaran Umum Saham Perdana Perseroan, sebagai bagian dari Program Opsi Saham Karyawan dan Konsultan, GoTo Peopleverse Fund (GPF), yang merupakan salah satu pemegang saham Perseroan, memberikan opsi saham kepada karyawan, konsultan, mantan karyawan, anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, dimana opsi saham tersebut memberikan hak kepada setiap pemegang opsi, untuk memiliki saham Perseroan yang dimiliki dan dikelola oleh GPF.
Selanjutnya, dengan tujuan untuk memiliki saham Perseroan dan investasi, direksi telah melaksanakan opsi saham yang dimilikinya tersebut dengan cara memberikan pemberitahuan kepada GPF dan membayar harga pelaksanaan kepada GPF.
Saham teknologi di RI secara mayoritas bergairah, meski masih banyak kabar kurang menggembirakan yang hadir di pasar global, terutama terkait sentimen dari pembatasan penggunaan iPhone di China.
Sebelumnya pada pekan lalu, pemerintah China berencana untuk membatasi penggunaan iPhone untuk pegawai di China. Hal ini terjadi menjelang perilisan iPhone baru seri 15.
Presiden China Xi Jinping tersebut malah menetapkan kebijakan PNS dilarang menggunakan Iphone di lingkungan kerja, hal tersebut pertama kali dilaporkan Wall Street Journal (WSJ).
Meski tak diblokir secara nasional, tetapi kebijakan ini diramal akan berpengaruh pada penjualan iPhone. Sebab, China merupakan salah satu pasar yang berkontribusi paling besar ke bisnis Apple.
Dilaporkan Reuters, penjualan iPhone bisa anjlok hingga 10 juta unit gara-gara aksi pemerintah China. Erik W. Woodring, analis dari Morgan Stanley, memperkirakan pendapatan Apple bisa jatuh 4% akibat larangan di China. Adapun, profit Apple bisa merosot 3%.
Pembatasan penggunaan iPhone pun berdampak kepada pergerakan saham Apple di bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street. Pada perdagangan Kamis pekan lalu, saham Apple pun ditutup ambruk nyaris 3%, tepatnya ambruk 2,92% ke posisi US$ 177,56 per saham.
Namun pada perdagangan Jumat pekan lalu, saham Apple berhasil bangkit dan ditutup menguat 0,35% ke posisi US$ 178,18 per saham.
Selain itu, ketidakpastian terkait berakhirnya era suku bunga tinggi juga belum mereda dan menghambat pemulihan kinerja saham-saham teknologi.
Namun pada perdagangan Jumat pekan lalu, sebagian besar saham teknologi di AS berhasil rebound dan ditutup di zona hijau. Rebound-nya saham-saham teknologi di AS terjadi setelah imbal hasil (yield) Treasury AS melemah pada Jumat pekan lalu.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Tech AS Pesta Pora, BUKA-GOTO Cs Kapan?
