Paylater & PInjol Bikin Resah Bankir, Kok Bisa?

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
Kamis, 07/09/2023 11:05 WIB
Foto: Ilustrasi Buy Now Pay Later

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak tunggakan utang terhadap skor kredit masyarakat nyata terjadi, dan semakin marak. Ini seiring dengan maraknya penggunaan layanan Buy Now Pay Later (BNPL) dan pinjaman online (pinjol).

Terlebih, BNPL sekarang sudah terhubung dengan sistem layanan informasi keuangan (SLIK) OJK. Artinya telat bayar atau macet pada layanan tersebut akan membuat skor kredit seseorang buruk.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyampaikan bahwa banyak anak muda yang gagal memperoleh pinjaman lain yang penting seperti kredit pemilikan rumah (KPR), karena skor kredit mereka yang 'merah'. Bahkan, ia mengaku mendapat keluhan dari beberapa bank yang menolak pengajuan KPR anak muda karena status mereka merah di SLIK.


PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) atau BTN, mengakui bahwa fenomena ini benar terjadi di bank pelat merah itu. BTN, yang dikenal sebagai bank perumahan itu, telah menolak sebanyak 30% nasabah di aplikasi yang mengajukan KPR, sepanjang tahun ini.

"Kejadian di kita 30%. Aplikasi itu 30% kita tolak karena SLIK-nya merah," ujar Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu kepada wartawan usai penandatanganan kerja sama IFG Life dan BTN, Rabu (7/9/2023).

Ia menyebut sebanyak 30% nasabah tersebut tidak hanya terdiri dari anak muda, tapi seluruh kalangan termasuk nasabah usia tua yang status kreditnya merah. Nixon berpendapat yang menjadi penyebab dari persoalan ini adalah sosialiasi skor kredit masyarakat yang kurang masif.

"Yang lebih tahu [soal SLIK] kan nasabah yang sudah biasa ke bank. Aku nggak tahu, nih perusahaan-perusahaan pinjol (pinjaman online) ini apakah mensosialisasikan dengan baik dampak SLIK. Bisa jadi banyak yang nggak tahu," ucapnya.

Selain itu, Nixon memandang mekanisme pelunasan utang layanan produk keuangan berupa pinjaman cenderung tidak jelas.

"Menurut saya, mekanisme pelunasannya juga nggak clear. Jadi ini kalau ada orang mau ngambil KPR katakanlah Rp 200 juta. Terus gara-gara dia punya pinjol Rp 2 juta merah kan nggak bisa jadi nih. Kita bisa aja bikin produk yaitu Rp 200 juta tambah Rp 2 juta. Limitnya kan nambah angsurannya sedikit banget tuh 15 tahun, tapi Rp 2 juta ini mereka sering bingung melunasinya kemana," terang Nixon.

Sebab pada saat debitur menarik dana pinjol, tidak jelas di mana kantor, siapa pengurusnya, dan lain sebagainya.

Lain halnya dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) yang menyebut bahwa sekitar 70% nasabah yang mengajukan KPR telah disetujui. Meskipun begitu, Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi membenarkan bahwa SLIK OJK menjadi salah satu indikator pihaknya dalam memberi persetujuan atas pengajuan KPR.

"Jadi memang saran kita selalu, untuk nasabah selalu menjaga credit quality. Karena bagaimanapun, akan dipakai bukan hanya untuk persetujuan kredit tapi juga untuk misalnya melakukan pendaftaran menjadi calon pekerja. Karena credit quality ini menunjukkan bukan hanya kapasitas melakukan pembayaran tapi juga menunjukkan karakter," ujarnya kepada wartawan usai acara Hari Pelanggan Nasional di Graha CIMB Niaga, Senin (7/9/2023).

Senada dengan Nixon, Noviady menilai kurangnya sosialisasi terhadap dampak SLIK ini menjadi penyebab akan fenomena tersebut. Selain itu, ia berpendapat hal lain yang menyebabkan anak muda menunggak adalah karena lupa untuk melakukan pembayaran terhadap pinjamannya.

Terlebih, penggunaan paylater relatif mudah, tetapi tidak tersambung dengan rekening tabungan para debitur.

"Sehingga mungkin bisa lupa, mungkin karena bukan nggak mau bayar tapi karena lupa. Atau mungkin gajiannya tanggal 25, tapi [jatuh tempo pelunasan] paylaternya tanggal 12," ujar pria yang akrab disapa Dede itu.

Maka dari itu, ia menilai solusi yang baik dari perbankan untuk fenomena ini adalah dengan menghadirkan konektivitas dengan sistem bank. Dengan demikian, kemudahan penggunaan paylater dibarengi dengan produk dan layanan perbankan yang membantu menghindari penundaan pembayaran.


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: KPR Tumbuh Positif, Tren Sewa Rumah Jadi Peluang Baru