Ekspedisi Rupiah Berdaulat

Jangan Jajan Pakai Recehan di Sini: Gak Laku!

MAIKEL JEFRIANDO, CNBC Indonesia
Selasa, 05/09/2023 09:22 WIB
Foto: (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Tanimbar, CNBC Indonesia - Uang rupiah logam alias recehan ternyata tidak laku di beberapa daerah di Indonesia. Setelah kemarin Dobo, kini ditemukan lagi di pulau Larat, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku yang langsung berbatasan dengan Australia.

"Di sini sudah tidak ada pakai uang logam," ungkap Iki, warga Larat kepada CNBC Indonesia, Selasa (5/9/2023)

Dirinya pun kurang mengetahui alasan tidak adanya penggunaan uang logam. Hanya saja masyarakat tidak lagi ada bertransaksi menggunakan pecahan tersebut, baik penjual maupun pembeli.


Uang yang berlaku disini adalah pecahan kertas Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 100.000, Rp 50.000, dan Rp 20.000.

"Jadi paling kecil di sini uang kertas Rp 1.000," ujarnya.

Foto: Pasar Larat Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.(CNBC Indonesia/Maikel Jefriando)
Pasar Larat Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.(CNBC Indonesia/Maikel Jefriando)

Hal yang senada juga diutarakan oleh warga lainnya Altalis. Bahkan dirinya mengaku tidak menyimpan uang logam sama sekali.

"Ya belanja pakai uang kertas saja, mau di pasar di mana-mana itu tidak ada uang logam," jelas Altalis.

Bank Indonesia (BI) dalam kegiatan ekspedisi rupiah berdaulat, selain memfasilitasi penukaran uang, juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang cinta, bangga, dan paham rupiah.

Bahwa rupiah harus dijaga dan dirawat sebaik-baiknya. Tidak boleh dilipat, disobek atau dicoret. Seandainya rusak dan sudah lusuh segera ditukarkan ke bank.

BI juga memastikan pecahan logam masih berlaku. "Bagi yang punya uang logam tidak apa-apa dipergunakan saja. Karena masih berlaku. Ke kota lain di Indonesia ini juga masih berlaku," ungkap tim ekspedisi rupiah berdaulat.


(mij/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed