
Ranking Saham IPO 2023, Ada yang Sudah Naik 940,63%

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja saham IPO 2023 sepertinya sudah mulai membaik hingga perdagangan akhir Agustus kemarin, di mana sebelumnya saham-saham IPO 2023 berkinerja cenderung buruk hingga sempat mencetak auto reject bawah (ARB).
Hingga akhir perdagangan Agustus 2023, dari 52 saham baru yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari awal 2023 hingga 28 Agustus 2023, tercatat 32 saham berhasil membukukan kinerja cukup positif, sedangkan sisanya yakni 20 saham masih berkinerja buruk.
Baik atau buruknya kinerja saham IPO 2023 dihitung dari harga IPO-nya dengan harga penutupan perdagangan kemarin, sekaligus menjadi penutupan perdagangan Agustus 2023.
Berikut kinerja saham IPO 2023 hingga akhir Agustus 2023.
Dari 32 saham IPO 2023 yang sudah berkinerja cukup positif, ada saham yang sudah melesat hingga lebih dari 940%. Adapun saham tersebut yakni PT Pelita Teknologi Global Tbk (CHIP).
Harga IPO Chip dibanderol Rp 160/saham, sehingga dari harga IPO-nya hingga penutupan perdagangan kemarin, saham CHIP sudah meroket hingga 940,63% ke posisi Rp 1.665/saham.
CHIP merupakan emiten produsen sim card. Pemegang saham pengendali CHIP adalah Andrew Seliang dan Calvin Seliang melalui PT Karya Permata Berkat Jaya (KPBJ) dengan jumlah kepemilikan 48.048.000 saham atau sebesar 79,28% dari seluruh modal disetor dan ditempatkan perseroan.
Tak hanya CHIP, ada saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), emiten yang dimiliki oleh konglomerat Prajogo Pangestu. Saham CUAN dari harga IPO-nya di Rp 220/saham, sudah meroket hingga 931,82% menjadi Rp 2.270/saham. Alias, saham CUAN sudah naik 9 kali lipat.
Bahkan, saham CUAN Prajogo Pangestu ini pun sempat terkena suspensi oleh BEI, karena kenaikannya yang sudah melewati batas kewajaran.
Meski saham IPO 2023 sebagian besar sudah mulai berkinerja positif, tetapi masih ada 20 saham IPO 2023 yang berkinerja kurang menggembirakan.
Saham PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) menjadi saham IPO 2023 yang masih membukukan koreksi paling besar dari harga IPO-nya yakni sebesar 55,93%. Bahkan kini, saham FWCT sudah berada di bawah harga IPO-nya dan juga sudah berada di level 'gocap' yakni Rp 52/saham.
Adapun harga IPO saham FWCT dibanderol Rp 118/saham saat itu.
Ke-20 saham IPO 2023 yang masih berkinerja kurang menggembirakan terjadi karena minat investor di saham-saham tersebut cenderung minim.
Ada beberapa alasan investor enggan masuk di 20 saham tersebut, mulai dari prospeknya yang kurang menjanjikan, saham-saham tersebut juga masuk ke dalam papan akselerasi, dan bahkan penggunaan dana IPO juga menjadi pertimbangan investor untuk masuk ke 20 saham tersebut.
Apalagi dengan adanya papan pemantauan khusus, di mana saham-saham di papan akselerasi juga dapat masuk ke dalam papan ini seakan menambah ketidaktertarikan investor di saham-saham IPO.
Banyak emiten yang melakukan IPO untuk membayar utang dan kewajiban lainnya membuat investor kurang tertarik untuk melirik saham IPO, terutama 20 saham IPO yang masih berkinerja kurang baik.
Namun, saham IPO 2023 juga tidak selamanya dikonotasikan sebagai IPO terburuk. Buktinya, ada 32 saham yang berhasil menorehkan kinerja positif.
Ke-32 saham tersebut berhasil bangkit juga karena manajemen perseroan berhasil memikat calon investornya, sehingga investor pun tertarik untuk berinvestasi.
Di lain sisi, perubahan aturan batas auto reject bawah (ARB) dari sebelumnya simetris 7% menjadi simetris 15% juga mempengaruhi saham-saham IPO 2023.
Jika dianalisis lebih dalam, setelah penerapan ARB simetris 15%, saham-saham IPO 2023 tersebut sudah mulai sedikit yang terkena ARB berjilid-jilid. Alhasil, koreksi dalamnya pun tidak berlarut-larut seperti penerapan ARB simetris 7%.
Selain itu, prospek bisnis dan penggunaan dana IPO yang tepat membuat 32 saham IPO 2023 tersebut berhasil memperbaiki kinerjanya yang sebelumnya mungkin sempat terpuruk kemudian bangkit.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Saham Melantai Barengan di Bursa, Tapi Nasibnya Berbeda