Usai Terkoreksi Tajam, Harga CPO Naik! Ini Pemicunya...
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan awal pekan, Selasa (29/8/2023) mematahkan koreksi tajam pada perdagangan kemarin.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau menguat 0,74%% ke posisi MYR 3.939 per ton pada pukul 08:00 WIB. Dengan ini, harganya masih optimis bercokol di level 3.900 tiga hari belakangan ini.
Pada perdagangan kemarin, Senin (28/8/2023) harga CPO ditutup ambrol 1,31% ke posisi MYR 3.910 per ton. Dengan ini, secara bulanan harganya masih naik 0,83%, meskipun masih mengalami koreksi tajam 6,32% secara tahunan.
Belakangan harga CPO tampak bergerak fluktuatif. Serangkaian sentimen positif dan negatif tampak begitu berpengaruh terhadap harga CPO. Itulah sebabnya, sehari terkoreksi, namun bisa saja esok harinya melesat.
Kenaikan harga pada sesi kali ini dipicu oleh kenaikan harga minyak nabati di Dalian Commodity Exchange. Meskipun, laporan lesunya ekspor membatasi kenaikan pada sesi kali ini.
Sebagaimana diketahui, ekspor produk minyak sawit Malaysia selama 1-25 Agustus terlihat turun antara 4,3% dan 7,8% dibandingkan periode bulan lalu, kata perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia dan surveyor kargo Intertek Testing Services pada Jumat (25/8/2023).
Ekspor minyak sawit Indonesia, termasuk produk olahannya, pada bulan Juni mencapai 3,45 juta ton, sedangkan stok pada akhir Juni mencapai 3,69 juta ton, menurut data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia.
Namun, permintaan yang baik dari Tiongkok dan Eropa pada bulan depan menjaga harga tetap stabil, sementara India kemungkinan akan melihat permintaan yang lebih kuat mengingat musim perayaan, kata Mitesh Saiya, manajer perdagangan di perusahaan Kantilal Laxmichand and Co yang berbasis di Mumbai.
Cuaca kering di wilayah Midwest AS minggu lalu telah memberikan tekanan pada tanaman kacang-kacangan, sehingga harga kedelai dan kelapa sawit diperkirakan akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang, Saiya menambahkan.
Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, DBYcv1, naik 0,2%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,3%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,4%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait saat mereka bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.
Ringgit Malaysia (MYR), mata uang perdagangan sawit, melemah 0,3% terhadap dolar. Ringgit yang lebih lemah umumnya menjadikan minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(aum/aum)