
Lapor Bos Sawit! Harga CPO Naik ke Level MYR 3.800

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange kembali menguat di sesi awal perdagangan Kamis (6/7/2023) mematahkan perlemahan pada perdagangan kemarin.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau menguat 0,7% ke posisi MYR 3.889 per ton pada pukul 08:00 WIB. Dengan ini harganya turun ke level 3.800 setelah sempat bercokol di level 3.900 pekan ini.
Pada perdagangan Rabu (5/7/2023) harga CPO turun 0,54% ke posisi MYR 3.862 per ton.. Dengan ini, dalam tiga hari perdagangan harga CPO masih naik 1,93%, sementara secara tahunan masih mengalami koreksi 7,74%.
Untuk diketahui, sejak perdagangan Juli 2022 lalu harga CPO bergerak di kisaran MYR 3.000-4.000 per ton dan belum pernah menyentuh level di atas itu.
Harga CPO saat ini masih dibebani oleh perkiraan lonjakan persediaan bulan Juni, meskipun ekspektasi pemulihan ekspor bulan Juli membatasi kerugian.
sebuah survei Reuters menunjukkan, persediaan Malaysia kemungkinan mencapai 1,86 juta metrik ton pada akhir Juni, naik sekitar 10,5% dari bulan sebelumnya, untuk bertahan pada level tertinggi empat bulan di tengah ekspor yang lesu.
Produksi pada bulan Juni diperkirakan turun 0,8% menjadi 1,51 juta ton, sementara ekspor kemungkinan naik 0,7% menjadi 1,09 juta ton, menurut survei tersebut.
"Dari sudut pandang fundamental, pasar minyak sawit masih terlihat bearish karena meningkatnya stok dan tingginya musim panen," tulis Refinitiv Agriculture Research dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
"Namun, pengiriman pada bulan Juli diperkirakan akan pulih, mengingat diskon minyak kelapa sawit yang melebar terhadap minyak lunak saingannya, ringgit yang lemah dan berkurangnya stok tujuan yang mendukung pembelian konsumen," tambahnya.
Dari sisi minyak saingannya, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 0,1%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,6%. Chicago Board of Trade BOcv1 ditutup untuk hari libur umum.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Rusia pada Selasa (4/7/2023) menyatakan kembali permintaan bank pertanian negaranya untuk dihubungkan kembali ke sistem pembayaran SWIFT global untuk mencegah runtuhnya kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dan mengatakan tidak akan menerima proposal kompromi yang dilaporkan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum) Next Article RI Akan Gugat Uni Eropa ke WTO, Harga CPO Terbang 8% Sepekan