Market Commentary

Awal Pekan Ceria Buat IHSG, 6 Saham Ini Jadi Penopangnya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Senin, 28/08/2023 16:33 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (28/8/2023) awal pekan ini.

Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup menguat 0,38% ke posisi 6.921,73. IHSG kembali menyentuh level psikologis 6.900 pada sesi I hari ini, setelah pada perdagangan Kamis dan Jumat pekan lalu kembali ke level psikologis 6.800.

Beberapa sektor menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni sektor infrastruktur yang mencapai 2,67%, kemudian sektor bahan baku sebesar 1,4%, sektor energi sebesar 1,18%, dan sektor properti sebesar 1%.


Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank MandiriBMRI9,696.0001,69%
Barito PacificBRPT5,541.1107,77%
Adaro Energy IndonesiaADRO3,052.6803,47%
Bayan ResourcesBYAN3,0018.7750,94%
GoTo Gojek TokopediaGOTO2,20851,19%
Merdeka Battery MaterialsMBMA2,097806,12%

Sumber: Refinitiv

Saham perbankan raksasa berkapitalisasi pasar terbesar keempat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini.

IHSG berhasil menguat, di tengah cerahnya bursa saham global pada hari ini dan akhir pekan lalu, seiring investor mencerna pidato Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di simposium ekonomi Jackson Hole, membuat pasar kembali optimisme.

Optimisme pasar muncul dipicu oleh keyakinan Ketua The Fed, Jerome Powell terhadap berlanjutnya pertumbuhan ekonomi di AS, ketika ia menyebutkan belanja konsumen yang "sangat kuat" dan tanda-tanda awal pemulihan di pasar perumahan.

Dia menegaskan kembali komitmen The Fed untuk menurunkan inflasi kembali ke target 2%.

"Perekonomian mungkin tidak melambat seperti yang diharapkan. Sepanjang tahun ini, pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) telah melampaui ekspektasi dan melampaui tren jangka panjang, dan data belanja konsumen baru-baru ini sangat kuat," kata Powell.

Powell menyampaikan pidatonya, mengatakan The Fed siap menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memerangi inflasi di Simposium Jackson Hole.

Meski ada kelanjutan kenaikan suku bunga, tetapi banyak investor yang optimisme bahwa The Fed mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunganya.

Berdasarkan perangkat CME FedWatch terbaru, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya pada pertemuan edisi September sebesar 80,5%.

Selain itu, pelaku pasar di dalam negeri juga masih merespons langkah BI kembali menahan suku bunga acuannya.

BI memutuskan untuk kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,75%. Hal ini sesuai dengan konsensus CNBC Indonesia yang memproyeksikan BI akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat