Gawat! Pertumbuhan Kredit Bank Diproyeksi Cuma Segini

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
24 August 2023 11:25
Nasabah menukar kartu ATM visa menjadi GPN Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (30/7). Bank Indonesia (BI) dan perbankan menggelar kampanye Gerbang Pembayaran Nasional (GPN). Kegiatan penukaran kartu pada 30 Juli-3 Agustus 2018. Pekan penukaran kartu berlogo GPN merupakan tindak lanjut acara peluncuran bersama kartu berlogo GPN di Jakarta pada 3 Mei 2018. Kartu berlogo GPN diharapkan untuk memudahkan masyarakat untuk melakukan transaksi pada seluruh kanal pembayaran (EDC) yang tersedia, sehingga akan meningkatkan efisiensi waktu dan biaya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan kredit tahun ini semakin jauh dari ekspektasi pasar. Hal ini seiring dengan melambatnya pertumbuhan kredit hingga paruh pertama 2023.

Tim Office of Chief Economist Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas merevisi pertumbuhan kredit industri perbankan dari 10%-11% ke 8%-9%. Hal ini disampaikan Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook, Selasa (22/8/2023).

"Berdasarkan nowcasting kami, pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 8%-9% atau relatif di bawah ekspektasi awal tahun kami yang berada di kisaran 10-11%," ucap pria yang kerap disapa Asmo tersebut.

Penurunan ini, menurut dia, dikarenakan tekanan dari sektor ekspor yang mengalami penurunan di tengah permintaan dari sektor domestic base yang meningkat.

"Memang ada beberapa sektor [ekspor] yang tadinya memang berpotensi untuk mengalami peningkatan justru terkena pressure penurunan ekspornya juga cukup besar. Nah, ini yang kemudian memberikan tekanan kepada permintaan kredit pada 2023 ini," ungkapnya.

Semenara itu sektor perbankan masih mencatatkan pertumbuhan kredit pada Juni sebesar 7,76%. Meski demikian, capaian ini melambat dibanding akhir triwulan I 2023 sebesar 9,9%.

Adapun pertumbuhan dana pihak ketiga juga terus melambat, tercatat mencapai 5,79% pada bulan Juni seiring perilaku nasabah yang kembali menggunakan dananya untuk konsumsi atau investasi.

"Namun demikian likuiditas perbankan secara umum masih cukup memadai, terefleksi dari rasio loan to deposit (LDR) yang masih berada pada 82% sehingga masih akan dapat menopang akselerasi pertumbuhan ekonomi ke depan," ungkap Asmo.

Adapun pemangkasan ekspektasi penyaluran kredit dari analis Bank Mandiri ini terlihat lebih rendah dari revisi Bank Indonesia (BI).

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan kredit tahun ini akan berkisar 9%-11% atau tidak sampai dengan target yang sebelumnya ditetapkan 10%-12%.

"Kredit proyeksi tidak samapai 10%-12%, kami sampaikan 9%-11%," katanya dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan di Jakarta, Selasa (1/8/2023).

Perry mengatakan oleh karena itu BI memperkuat stimulus kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan perbankan melalui implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi bank konvensional dan bank syariah. Kebijakan ini akan berlaku pada 1 Oktober 2023.

Kebijakan tersebut menaikkan batas atas insentif likuiditas menjadi 4%, meningkat dari sebelumnya paling besar 2,8%. Hal ini, kata Perry akan, membuka peluang kredit baru yang disalurkan perbankan sebesar Rp 47,9 triliun.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Pertumbuhan Kredit Bank di Bawah Target, Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular