Heboh Ahok Soal Polusi & Premium, Harta Kekayaannya Segini
Jakarta, CNBC Indonesia - Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama bicara soal polusi udara di Jabodetabek yang menjadi sorotan belakangan karena dianggap sudah kotor. Salah satu penyumbang polusi terbesar diduga berasal dari emisi buang kendaraan.
Pra yang akrab disapa Ahok menyinggung saat adanya pencabutan kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) Premium yang sempat menimbulkan pro-kontra di masyarakat.
"Sebetulnya dulu kita cabut Premium lu pada teriak, itu Premium jelas kotor kan, Pertalite juga nggak sesuai," ujar Ahok di GIIAS, dikutip Jumat (18/8/23).
"Makanya saya bilang sama Pertamina, kita punya Pertashop begitu banyak, kenapa inflasi itu tinggi di rumah tangga, terutama di energi rumah tangga dan transport, selain ada avtur, kita sudah bisa bikin bioavtur, Pertamina sudah bisa bikin 100 persen," katanya.
Kebijakan tersebut menjadi kontroversi karena dianggap tidak berpihak kepada rakyat menengah kebawah. Bahkan, bebebrapa waktu lalu juga sempat viral di sosial media terkait gaji Ahok yang kabarnya mencapai Rp8,3 miliar per bulan geger di media sosial.
Kabar tersebut diikuti berbagai video sarkas dari netizen menyindir bagaimana pemerintah telah berlaku tidak adil kepada rakyat dan petinggi negara. Di saat para pejabat menerima berbagai macam pendapatan, tunjangan, dan bonus yang berjumlah miliaran, ada rakyat yang yang menjerit melawan lapar untuk bertahan hidup.
Melansir dari LHKPN, harta terbaru yang dilaporkan mantan Gubernur dki Jakarta tersebut saat ini mencapai Rp 53.667.208.314.
Rinciannya, harta kekayaan berupa tanah dan bangunan senilai Rp 43,2 miliar, meskipun alat transportasi dan mesin belum ada data namun harta bergerak lainnya senilai Rp 1,06 miliar, surat berharga sebesar Rp 11,34 miliar, harta lainnnya sebesar Rp 1,3 miliar.
Sehingga, secara keseluruhan harta kekayaannya mencapai Rp 62,6 miliar.
Namun, Ahok memiliki hutang sebesar Rp 8,9 miliar. Dengan demikian, total kekayaan ahok senilai 53,6 miliar.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia resmi menghentikan peredaran bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium resmi mulai 1 Januari 2023.
Kondisi serupa juga mengarah ke Pertalite di mana masyarakat cenderung lebih menyukai BBM jenis ini karena harganya yang lebih murah lantaran mendapatkan subsidi. Namun, banyak pihak yang memainkan harga sehingga harga yang harus dibayar masyarakat menjadi lebih mahal.
"Yang jadi masalah sekarang, orang beli bensin Pertalite karena subsidi, solar subsidi di SPBU, bawa ke kampung, jadi Pertamini, nggak ditutup-tutup. Pertamini jual lebih mahal. Rakyat beli mahal dengan kualitas yang rendah. Kalau kita jual Pertamax, di kota ini nggak ada Pertalite, Solar subsidi, semua dipindahin ke Pertashop ke daerah-daerah," kata Ahok.
(rob/ayh)