
Perusahaan Grup Bakrie Masuk Indeks FTSE, Ada BUMI dan BRMS

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali masuk ke Indeks FTSE Global Equity untuk kategori small cap. Direktur and Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengatakan masuknya perusahaan ke jajaran indeks FTSE menjadi perkembangan yang positif.
BUMI resmi menjadi bagian dari indeks global terhitung pada 18 September 2023, bersama tiga perusahaan grup Bakrie lainnya. Setelah pengumuman ini, pada perdagangan Senin pagi (21/8/2023), harga saham BUMI menguat 8,03% dan dengan harga tertinggi mencapai Rp 148. Sementara volume perdagangan hingga 1 miliar saham dan market cap mencapai Rp 55 triliun.
"Ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan para pemegang saham serta lebih banyak menarik investor institusi," kata Dileep dikutip Senin (21/8/2023).
Dileep juga mengatakan posisi BUMI yang telah bebas dari utang, menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki perusahaan. Untuk diketahui, pada Maret 2023, BUMI menggelar private placement dalam rangka konversi wajib obligasi. Adapun private placement tersebut merupakan penanda bagi Bumi Resources karena sudah menuntaskan seluruh utang terkait Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Hingga akhir tahun, BUMI optimistis mencapai target produksi batubara bisa mencapai 75-80 juta ton di 2023. Pada semester I-2023, produksi batubara Bumi Resources mencapai 35,4 juta ton, naik 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Untuk mencapai target, Dileep menyebut BUMI harus bisa memproduksi sekitar 40 juta ton hingga 45 juta ton di paruh kedua ini. Dia optimistis target tersebut bisa tercapai.
"Akan ada peningkatan volume produksi. Efek El Nino dan cuaca yang kering dapat meningkatkan produksi," jelas Dileep.
BUMI bukan satu-satunya entitas Grup Bakrie yang berhasil masuk dalam FTSE Global Equity Index. FTSE Russell juga memasukan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dalam kategori small cap.
Dua saham Grup Bakrie lainnya, PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga berhasil masuk indeks global ini. Namun DEWA dan ENRG masuk dalam kelompok micro. Masuknya indeks FSTE ini menjadi katalis positif bagi BUMI, dan tiga emiten Grup Bakrie lainnya.
Saham BMRS juga menguat dengan pada 11,3% dengan kisaran harga tertinggi Rp 202 per saham dengan volume perdagangan mencapai 1,2 miliar dan market cap Rp 28 triliun.
Saham ENRG juga diperkirakan menghijau dan meningkat 4,35% dengan harga tertinggi Rp 242 dengan volume perdagangan 57,52 juta saham dan market cap Rp 5,96 triliun. Terakhir, DEWA sahamnya meningkat 5% pada kisaran harga Rp 64 dan volume perdagangan 320,2 juta saham dan market cap Rp 1,4 triliun.
Sekadar informasi, FTSE yang dikenal dengan sebutan FTSE Russel Group merupakan organisasi finansial di Inggris yang memiliki spesialisasi menyediakan indeks untuk acuan pasar keuangan global, istilahnya benchmarking portfolio. Ketika suatu saham masuk dalam screening FTSE maka saham tersebut dinilai memiliki fundamental yang sehat serta diikuti dengan likuiditas yang masuk dalam kriteria FTSE.
Oleh karena FTSE ini telah memiliki reputasi yang baik dan track record penilaian saham yang sangat rigid maka saham-saham yang masuk dalam kriteria FTSE tentunya akan dapat menjadi pertimbangan investor, terutama investor asing.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Anjlok, BUMI Cetak Pendapatan US$ 4,76 M