Newsletter

Awas! The Fed Bisa Rusak Jokowi Effect, Gagal Happy Weekend?

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
18 August 2023 06:12
Penyampaian RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungnya dari Presiden RI kepada Ketua DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Foto: Penyampaian RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungnya dari Presiden RI kepada Ketua DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (16/8/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pasar saham Indonesia (IHSG) di tutup melemah pada perdagangan Rabu kemarin, hari dimana terdapat Pidato Kenegaraan dan Pidato Nota Keuangan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Meski melemah, namun transaksi IHSG sudah berhasil menembus diatas 10 triliun. Pada perdagangan Rabu kemarin IHSG tercatat total transaksi sebesar 11,92 triliun. Hari demi hari transaksi IHSG mulai ramai.

Sebaliknya, Pidato Jokowi ampuh membawa terbang rupiah keluar dari level US$ 15.300.

Pidato Kenegaraan dan Pidato Nota Keuangan diperkirakan masih akan menjadi salah satu penggerak pasar keuangan Indonesia pada hari ini yang menjadi penutupan perdagangan pekan ini.
Namun, sentimen terbesar kemungkinan akan datang dari hasil risalah The Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan keluar pada Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia (17/8/2023).

Seperti diketahui, Presiden Jokowi mengajukan target pertumbuhan yang relatif konservatif untuk tahun depan. Defisit anggaran juga diajukan sangat kecil yakni hanya 2,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Presiden Jokowi resmi mengajukan target asumsi makro, belanja, dan pendapatan negara melalui Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2024 di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (16/8/2023).

Asumsi makro untuk pertumbuhan ekonomi 2024 diajukan sebesar 5,2%. Target ini lebih rendah dibandingkan pada tahun ini yakni 5,3%. Target pertumbuhan 2024 juga lebih kecil dibandingkan realisasi pada 2022 yang tercatat 5,31%.

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,17% (year on year/yoy) dan 3,86% (quartal to quartal/qtq). Pertumbuhan tersebut adalah yang tertinggi sejak kuartal III-2022 atau tiga kuartal terakhir.

Target inflasi diajukan sebesar 2,8% untuk tahun depan. Target ini terbilang rendah mengingat inflasi melonjak 5,51% pada tahun lalu. Inflasi Indonesia sudah melandai ke 3,08% pada Juli tahun ini sejalan dengan berkurangnya dampak kenaikan harga BBM tahun lalu.

Asumsi makro untuk nilai tukar rupiah diajukan Rp15.000.US$1. Sementara, rata-rata suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diajukan sebesar 6,7%. Asumsi untuk harga minyak mentah Indonesia (ICP) diajukan sebesar US$ 80 per barel.

Di sisi lain, lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 625 ribu barel per hari dan 1,03 juta barel setara minyak per hari.

Sementara itu, Jokowi mengajukan belanja negara sebesar Rp3.304,1 triliun. Belanja akan dialokasikan untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.446,5triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp857,6 triliun.

Pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp2.781,3 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp473,0 triliun, serta Hibah sebesar Rp0,4 triliun. Dengan demikian, defisit anggaran mencapai sebesar 2,29% PDB atau sebesar Rp522,8 triliun.

Salah satu kabar gembira adalah kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 8% untuk tahun depan. Kenaikan ini menjadi yang pertama sejak 2019. 
Kenaikan gaji pNS diharapkan bisa mendorong konsumsi masyarakat sehingga perusahaan pun diuntungkan dalam bentuk kenaikan penjualan.

Beralih ke sentimen global, risalah FOMC diperkirakan menjadi sentimen terbesar hari ini. The fed merilis risalah pada Kamis dini hari di mana pasar Indonesia libur. Artinya, dampak rilis tersebut belum masuk ke pasar keuangan Indonesia.
Pasar pun baru akan menghitung dan memasukkan dampak dari pernyataan The Fed itu ke dalam portofolio saham, rupiah, serta Surat Berharga Negara (SBN) pada hari ini.

Risalah pertemuan FOMC Juli menunjukkan sebagian besar pejabat lebih memprioritaskan pertarungan atas inflasi

"Dengan inflasi yang masih jauh di atas tujuan jangka panjang Komite dan pasar tenaga kerja tetap ketat, sebagian besar peserta terus melihat risiko kenaikan yang signifikan terhadap inflasi dan tetap memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut," ungkap risalah dalam pertemuan FOMC.

Hal tersebut semakin menambah ketidakpastian di pasar, pasalnya the Fed melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Oleh sebab itu, sikap bank sentral AS tersebut di proyeksi pasar masih bisa ketat lagi untuk pertemuan selanjutnya di sisa akhir tahun ini.

Ini juga menunjukkan ketidakpastian atas perlunya tindakan tambahan kenaikan sekarang karena tekanan inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda. Meski begitu, para pejabat tetap khawatir tentang inflasi dan tampaknya siap untuk bertindak lagi jika dianggap perlu.

Inflasi AS sedikit meningkat pada Juli 2023 menjadi 3,2% (yoy) dari 3,0% (pada Juni).
Survei yang dilakukan CME FedWatch Tool menunjukkan jika 87,5% pasar bertaruh Teh Fed akan mempertahankan suku bunga sementara 12,5% memperkirakan adanya kenaikan pada September mendatang.

Selain itu, sentimen datang dari hasil data inflasi Inggris pada Rabu kemarin. Secara bulanan, Indeks Harga Konsumen termasuk biaya perumahan penghuni pemilik (CPIH) naik 6,4% dalam 12 bulan hingga Juli 2023, turun dari 7,3% di bulan Juni. Secara bulanan, CPIH turun 0,3% pada Juli 2023, sedangkan naik 0,6% pada Juli 2022.

Dan dari Eropa, inflasi tahunan kawasan Euro diperkirakan menjadi 5,3% pada Juli 2023, turun dari 5,5% pada Juni menurut perkiraan sekilas dari Eurostat, kantor statistik Uni Eropa. Melihat komponen utama inflasi kawasan euro yakni makanan, alkohol & tembakau diperkirakan akan menjadi yang tertinggi tingkat tahunan di bulan Juli.

Hari ini, Jepang akan mengumumkan data inflasi Juli. Inflasi Jepang tengah melesat hingga menembus 3,3% (yoy) pada Juni. Jika inflasi terus naik maka bank sentral Jepang (BoJ) bisa mengambil tindakan yang lebih ketat untuk mengontrol inflasi.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular