
Emiten Ini Siap Manfaatkan Peluang Di Bursa Karbon

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan karbon merupakan salah satu langkah yang diterapkan demi menekan emisi karbon yang dihasilkan oleh aktivitas industri dan pertambangan.
Perdagangan karbon atau bursa karbon ini sederhananya adalah jual beli kredit atas pengeluaran karbon dioksida atau gas rumah kaca. Perusahaan yang mampu menekan emisi dapat menjual kredit karbon ke perusahaan yang melampaui batas emisi.
Saat ini telah banyak bursa karbon di dunia. Eropa sudah memulai sejak 2006, Singapura dan Malaysia juga baru saja mendirikan bursa karbon. Sementara pemerintah Indonesia juga akan segera membentuk bursa karbon Indonesia. Pemerintah menargetkan perdagangan perdana bursa karbon dapat dimulai pada September mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahkan sempat mengungkapkan bahwa potensi ekonomi karbon RI mencapai US$565,9 miliar atau sekitar Rp 8.000 triliun. Menurut dia, sejumlah sektor penyumbang emisi karbon di Indonesia, yakni kehutanan dan lahan, pertanian, energi dan transportasi, limbah, serta proses industri dan penggunaan produk.
Potensi perdagangan karbon yang menggiurkan ini cukup menarik perusahaan-perusahaan untuk menangkap peluang masuk ke dalam bisnis ini. Termasuk salah satu Emiten yang sudah resmi melantai di Bursa tanggal 9 Agustus 2023 lalu, yaitu PT Mutuagung Lestari Tbk atau MUTU.
Seperti diketahui, MUTU adalah perusahaan jasa Testing, Inspection, Certification di Indonesia yang merupakan pionir karena menjadi lembaga independen pertama yang memperoleh akreditasi sebagai Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) terkait karbon di tahun 2015 dengan nomor akreditasi LVV-001-IDN.
"Hal ini tentunya menunjang kesiapan MUTU dalam mendukung perdagangan karbon di Indonesia. LVV ini berperan sebagai lembaga Independen yang menilai pencapaian program dekarbonisasi suatu unit usaha yang penting bagi setiap perusahaan ketika melakukan perdagangan karbon. Pada tahun 2022, MUTU telah menerbitkan 105 sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC)," ujar manajemen MUTU belum lama ini.
Sebagaimana tercantum dalam prospektus MUTU, 34% dana IPO akan digunakan untuk menunjang operasional MUTU yang didalamnya termasuk peningkatan dan pengembangan SDM pada tiga fokus strategi yaitu green economy, sharia economy, digital economy. Sejalan dengan rencana bursa karbon yang mulai di bulan September.
Dengan potensi bursa karbon Indonesia yang cukup besar, MUTU berpeluang menjadi salah satu perusahaan yang mendulang pundi-pundi pendapatan dari berlangsungnya bursa karbon di Indonesia.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perusahaan Uji Lab Mutuagung Lestari Mau IPO, Incar Rp103 M