
Hari Pertama Melantai, Saham MUTU Langsung ARA 34,26%

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan di bidang jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi PT Mutuagung Lestari Tbk. (MUTU) resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melepas sebanyak 942.857.200 lembar saham baru seharga Rp 108 per saham.
Melalui pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) ini, dana yang akan diperoleh MUTU sebesar Rp 101,82 miliar.
Dalam debut perdananya, saham MUTU naik 34,26% atau 37 poin ke level Rp 145 per saham dari harga penawaran dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 455,71 miliar.
Presiden Direktur MUTU International, Arifin Lambaga mengatakan, IPO ini menjadi momentum yang tepat bagi MUTU untuk menjadi Perusahaan TIC berbasis Environment, Social, and Governance (ESG) terkemuka yang transparan, accountable dan dapat dipertanggung jawabkan kepada seluruh investor, masyarakat maupun stakeholder.
"Kami berterima kasih ke semua pihak yang mendukung IPO MUTU dapat berjalan dengan lancar. Animo investor juga terlihat sangat tinggi untuk saham IPO MUTU yang tercermin dari oversubscribed hingga 252 kali," ujarnya di gedung BEI Jakarta, Rabu (9/8).
Setelah IPO, MUTU berencana menggunakan sebesar 66% atau sekitar Rp 67,20 miliar dari dana yang diperoleh untuk belanja modal (capital expenditure) guna mengembangkan laboratorium yang sudah ada maupun laboratorium baru yang nantinya menjadi kantor cabang setelah mendapatkan akreditasi.
Sedangkan 34% sisanya atau sebesar Rp 34,62 miliar dan ditambah dengan seluruh dana hasil pelaksanaan waran sebesar Rp 76,37 miliar akan digunakan untuk keperluan belanja operasional (operational expenditure) yang mencakup biaya pengadaan bahan baku, biaya operasional, biaya pemasaran, termasuk biaya umum dan administrasi.
Direktur Operasional MUTU International, Irham Budiman menyebut, secara sektoral bisnis TIC memiliki prospek cerah di Indonesia maupun secara global. Hal ini karena nilai pasar TIC Indonesia saat ini baru mencapai Rp20 triliun, sementara nilai pasar TIC global di tahun 2027 diperkirakan mencapai US$ 270 miliar atau sekitar Rp 4.000 triliun.
"Kami optimis dengan peluang pasar yang masih sangat besar untuk dikembangkan oleh MUTU ke depan. Ditambah adanya bursa karbon yang peraturannya baru saja dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan. MUTU mendukung rencana OJK ini, karena MUTU sudah menjadi Lembaga Validasi dan Verifikasi (LVV) Gas Rumah Kaca (GRK) yang terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), dan menjadi LVV pertama yang terdaftar di Sistem Registrasi Nasional (SRN)," ucap Irham.
Ia menyebut, sebelum bursa karbon hadir di Indonesia, MUTU telah terlebih dahulu merambah pasar tersebut sejak tahun 2015 dan saat ini telah memfasilitasi negara-negara Eropa untuk menerbitkan hingga ratusan sertifikat dengan skema International Sustainable Carbon Certification (ISCC).
(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Jasa Sertifikasi MUTU Mau IPO, Kamu Tertarik Koleksi?
