Market Commentary

Sejak IPO, Saham Amman Mineral (AMMN) Sudah Meroket 88% Lebih

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
16 August 2023 11:15
Tambang Batu Hijau, Sumbawa/Dok Amman Mineral, Detik
Foto: Tambang Batu Hijau, Sumbawa/Dok Amman Mineral, Detik

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terpantau menguat pada perdagangan sesi I Rabu (16/8/2023).

Per pukul 10:13 WIB, saham AMMN menguat 0,63% ke posisi Rp 3.200/unit. Saham AMMN pada hari ini diperdagangkan di kisaran harga Rp 3.170 - Rp 3.250 per unit.

Semenjak IPO, saham AMMN terpantau sudah melesat hingga 80% lebih. Dari harga IPO-nya, saham AMMN sudah terbang 88,79%.

Saham AMMN sudah ditransaksikan sebanyak 3.278 kali dengan volume sebesar 26,63 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 85,56 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 230,13 triliun.

Hingga pukul 10:13 WIB, di order bid atau beli, antrian beli pada harga Rp 3.110/unit menjadi yang paling banyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 11.778 lot atau sekitar Rp 3,7 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, antrian jual di harga Rp 3.300/unit menjadi yang paling banyak yakni mencapai 37.177 lot atau sekitar Rp 12,3 miliar.

Saham AMMN sudah menghijau selama tujuh hari sejak perdagangan 2 Agustus lalu, meski sempat stagnan selama tiga hari.

Saham emiten pertambangan tambang dan emas yang juga merupakan emiten Grup Salim ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 Juli lalu.

Amman lewat anak usahanya PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) tengah mengembangkan fase 7 dan 8. Dengan begitu diperkirakan bisa memperpanjang usia tambang Batu Hijau.

Perseroan juga akan mempersiapkan proyek eksplorasi Elang. Diperkirakan operasional penambangan berlangsung pada 2031 hingga 2046.

Amman juga sedang mengerjakan pembangunan smelter. Ini akan memiliki sejumlah fasilitas pendukung, yakni power plan dan pengembangan pabrik konsentrator untuk mengelola hasil tambang jadi produk konsentrat.

Per Januari 2023 lalu, progress smelter sudah 51,63%. Hal tersebut yang akan jadi fokus perusahaan, ungkap Kartika.

"Jadi habis di tambang, terus diolahnya menjadi konsentratnya di pabrik konsentrator itu yang akan kita kembangkan. Itu yang kita fokuskan," pungkasnya.

Dari pemegang sahamnya per 31 Juli 2023, PT AP Investment menjadi pengendali AMMN, yakni sebanyak 11.204.034.620 lembar atau sekitar 15,58%.

Kemudian ada PT Sumber Gemilang Persada yang menggenggam sebanyak 23.332.191.394 lembar atau sekitar 32,44%, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sebanyak 15.167.510.552 lembar atau 21,09%, PT Alpha Investasi Mandiri sebanyak 5.156.437.390 lembar atau sekitar 7,17%, PT Pesona Sukses Cemerlang sebanyak 4.729.377.112 atau sektiar 6,58%.

Terakhir yakni masyarakat publik non warkat menggenggam sebanyak 12.326.330.588 lembar atau setara dengan 17,14%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham AMMN Salim Masih Ngacir, Sejak IPO Terbang 123%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular