Market Commentary

Resmi Masuk Indeks MSCI, Kok Saham AMMN Ambles Parah?

Riset, CNBC Indonesia
01 December 2023 10:59
IPO Amman Mineral. (CNBC Indonesia/Mentari Puspadini)
Foto: IPO Amman Mineral. (CNBC Indonesia/Mentari Puspadini)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pertambangan tembaga terbesar kedua di Indonesia milik Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terpantau kembali ambles pada perdagangan sesi I Jumat (1/12/2023), di mana amblesnya AMMN terjadi setelah resmi berlakunya rebalancing indeks MSCI per hari ini.

Per pukul 10:39 WIB, saham AMMN anjlok 15,62% ke posisi Rp 6.075/unit. Saham AMMN pada sesi I hari ini diperdagangkan di kisaran harga Rp 5.850 - Rp 7.200 per unit.

Saham AMMN sudah ditransaksikan sebanyak 33.780 kali dengan volume sebesar 188,2 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 1,19 triliun. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 440,55 triliun.

Hingga pukul 10:39 WIB, di order bid atau beli, antrean beli pada harga Rp 6.000/unit, menjadi yang paling banyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 33.250 lot atau sekitar Rp 20 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, antrian jual di harga Rp 6.150/unit, menjadi yang paling banyak di sesi II, yakni mencapai 7.181 lot atau sekitar Rp 4,4 miliar.

Saham AMMN sudah terkoreksi parah selama dua hari beruntun. Selama dua hari, AMMN sudah ambrol 21,54%. Dalam sepekan terakhir, saham AMMN juga ambles 14,69%.

Meski begitu, dari harga IPO-nya, saham AMMN masih meroket 259,88%.

Berlanjutnya koreksi parah AMMN terjadi karena pada hari ini berlaku efektif perubahan atau rebalancing indeks MSCI.

Adapun AMMN sendiri resmi masuk kedalam indeks MSCI Global Standard. Hal ini telah diumumkan pada 14 November lalu dan resmi berlaku mulai pagi hari ini.

Secara teoritis, ketika suatu saham masuk indeks MSCI, hal ini seringkali menandakan peningkatan likuiditas dan perubahan persepsi pasar terhadap saham tersebut.

Inklusi dalam indeks global seperti MSCI memberi sinyal positif kepada investor internasional dan domestik, menunjukkan bahwa saham tersebut telah memenuhi standar tertentu dalam hal kinerja dan stabilitas.

Akibatnya, saham tersebut cenderung mengalami peningkatan volume perdagangan karena banyak manajer investasi (MI) yang mengikuti indeks ini akan mulai memasukkan saham tersebut dalam portofolio mereka.

Sebagai contoh, indeks MSCI dapat menjadi produk reksa dana indeks ataupun exchange traded fund (ETF) yang dikelola MI. Hal ini juga dapat meningkatkan kredibilitas dan visibilitas emiten di mata investor, potensial untuk peningkatan nilai saham karena permintaan yang meningkat, serta diversifikasi investor yang lebih luas, termasuk investor asing dan institusional.

Namun demikian, risiko pun juga ada. Masuknya suatu saham ke dalam indeks prestisius ini juga dapat membawa volatilitas harga yang lebih tinggi. Peningkatan minat dan aktivitas perdagangan seputar saham tersebut, khususnya menjelang dan sesaat setelah pengumuman inklusi, dapat menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan.

Alhasil, karena para MI atau fund manager sudah mengantisipasinya, maka koreksi pun terjadi di AMMN. Apalagi saat pengumuman rebalancing MSCI 14 November lalu, saham AMMN pun juga sudah melesat karena antisipasi para fund manager.

Untuk masuk ke dalam indeks MSCI, sebuah saham harus memenuhi serangkaian kriteria yang mencakup kapitalisasi pasar yang besar, tingkat likuiditas yang tinggi, dan aksesibilitas bagi investor internasional.

MSCI menilai likuiditas berdasarkan frekuensi dan volume perdagangan, memastikan bahwa saham tersebut diperdagangkan secara aktif dan dapat diakses dengan mudah oleh investor di seluruh dunia. Selain itu, saham tersebut harus sesuai dengan klasifikasi sektor dan geografis yang ditentukan oleh MSCI.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham AMMN Salim Masih Ngacir, Sejak IPO Terbang 123%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular