Bos Amman Mineral (AMMN) Buka Suara Soal Izin Konsentrat Anak Usaha
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten emas PT Amman Mineral Internasional (AMMN) memberikan klarifikasi bahwa sampai Selasa (27/10), izin ekspor konsentrat yang diajukan anak usaha AMMN, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), belum diterbitkan oleh Menteri Perdagangan.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti dikutip Rabu (29/10/2025), AMMN menjelaskan bahwa sejak akhir Juli 2025, fasilitas smelter AMNT terpaksa dihentikan sementara dan menghadapi keadaan kahar yang disebabkan kerusakan. AMMN masih menunggu diterbitkannya rekomendasi ekspor oleh Menteri ESDM, yang merupakan prasyarat untuk mendapatkan persetujuan ekspor dari Menteri Perdagangan.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bakal memberikan rekomendasi izin ekspor konsentrat tembaga kepada PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) dalam waktu dekat.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno menjelaskan keputusan ini diambil lantaran proyek pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) perusahaan mengalami kondisi kahar atau force majeure akibat insiden kebakaran.
"Dalam proses pemberian, ada potensi dikasih. Kondisi kahar dibuktikan dengan apa? Polisi dan kebakaran itu lho," ujar Tri ditemui usai Upacara Peringatan Hari Pertambangan Dan Energi ke 80 di Monas, Jakarta, Jumat (24/10/2025).
Lebih lanjut, Tri menyebut kebakaran yang terjadi di fasilitas milik Amman sudah berlangsung cukup lama. Adapun, peristiwa tersebut mirip dengan kasus yang pernah dialami PT Freeport Indonesia.
Menurut Tri, Amman sendiri sudah menyampaikan dokumen pendukung seperti laporan kepolisian dan klaim asuransi sebagai bukti kondisi kahar. Oleh sebab itu, saat ini pihaknya melakukan evaluasi untuk persetujuan relaksasi ekspor.
Meski demikian, ia belum menyebutkan secara pasti volume ekspor yang akan diberikan, hanya saja volume ekspor tidak begitu besar. "Nggak banyak. Tapi saya lupa angkanya," kata Tri.
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Saham Konglomerat Tiba-Tiba Lompat