Persaingan Kian Sengit, Bank Digital Harus Ambil Langkah Ini

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
16 August 2023 07:15
Bank Raya
Foto: dok Bank Raya

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran bank digital kian menjamur di industri perbankan Tanah Air. Saat ini, terdapat 13 bank digital baru bentukan perusahaan bank konvensional, perusahaan layanan jasa keuangan, maupun perusahaan teknologi finansial. Jumlah itu pun akan terus bertambah.

Menurut ahli pemasaran sekaligus Wakil Rektor I Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Agus W. Soehadi maraknya kemunculan bank digital dan aplikasi digital dari bank konvensional, didukung oleh situasi pandemi beberapa waktu lalu.

"Terjadi shifting perilaku nasabah, dari yang semula mengandalkan layanan bank di kantor cabang, kini mereka sudah terbiasa menggunakan layanan perbankan digital," ujarnya beberapa waktu lalu.

Selain faktor pandemi yang membuat masyarakat sulit beraktivitas di luar rumah, layanan perbankan digital juga terbukti lebih disukai nasabah.

"Ada berbagai kelebihan bank digital, seperti layanan yang lebih efisien dan tidak perlu mengantre, sehingga lebih menghemat waktu. Selain itu waktu operasional bank digital juga relatif tak terbatas, tersedia di mana saja dan kapan saja selama telepon seluler nasabah terhubung internet," kata Agus.

Meskipun pandemi sudah berakhir, ia melihat kebiasaan masyarakat menggunakan layanan bank digital ini akan terus berlanjut. Terlebih, Indonesia memiliki populasi generasi muda yang sangat besar dan berpotensi menjadi nasabah bank di kemudian hari.

Namun, dengan ketatnya persaingan antar bank digital maupun layanan digital bank konvensional, maka setiap perusahaan harus memikirkan strategi agar bisa bertahan dan tidak ditinggalkan nasabahnya.

"Tantangan ke depan perusahaan bank digital adalah menangkap perubahan selera pasar. Ini titik kritisnya," ujar Agus.

Di era bisnis Digital ini, ia melanjutkan, keputusan atas suatu produk atau layanan tidak lagi bergantung pada pemangku kebijakan di perusahaan. Justru, setiap keputusan terkait produk dan layanan harus kembali kepada selera konsumen.

Karena, pada akhirnya konsumen yang akan menentukan apakah mereka akan setia menggunakan layanan bank tersebut atau beralih ke bank lain yang dianggap menawarkan ekosistem layanan yang lebih baik.

Agus berpendapat, pada akhirnya layanan bank digital akan mirip satu sama lain. Dengan kondisi demikian, bank harus memikirkan strategi untuk membuat nasabah bertahan.

"Cara lama seperti membakar uang untuk memberikan promosi atau benefit tertentu kepada nasabah sudah tidak terlalu efektif, dan tidak terlalu baik bagi keberlanjutan bisnis."

Sejumlah bank digital memang saat ini menawarkan suku bunga yang tinggi melebihi tingkat bunga penjaminan (TBP) yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), yakni 4,25%.

Sebut saja, Seabank milik Sea Limited, yang menawarkan bunga deposito maksimal 7% per tahun. Per semester I-2023, bank mencatatkan beban promosi yang meningkat menjadi Rp 40,53 miliar, naik dari yang setahun sebelumnya sebesar Rp 18,47 miliar.

Lalu Allo Bank yang menawarkan bunga deposito maksimal 6% per tahun. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, bank mencatatkan kenaikan beban promosi menjadi Rp 80,10 miliar dari yang setahun sebelumnya sebesar Rp 33,08 miliar.

Kemudian, Bank Jago yang menawarkan bunga deposito maksimal 5% per tahun. Bank mencatatkan kenaikan bunga promosi menjadi Rp 90,78 miliar pada semester I-2023, dari yang setahun sebelumnya sebesar Rp 67,54 miliar.

Maka dari itu, perusahaan perlu melakukan inovasi layanan dan produk. Menurut Agus, inovasi perbankan digital perlu diarahkan kepada layanan dan produk yang lebih terpersonalisasi. Sehingga nasabah pun akan merasa bank sangat memahami kebutuhan mereka.

"Hal ini yang membuat nasabah akan loyal," katanya.

Beberapa jenis layanan dan produk terpersonalisasi yang bisa dikembangkan bank, menurut Agus, antara lain produk investasi yang disesuaikan dengan kondisi keuangan nasabah. Bisa juga semacam pengingat atau notifikasi atas transaksi rutin setiap nasabah, atau sistem perencanaan keuangan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan personal setiap nasabah.

"Dengan begitu nasabah akan mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap dan sesuai dengan profil mereka masing-masing.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digital Bank Vs Bank Digital, Apa Sih Bedanya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular