Pertumbuhan DPK Makin Lambat, Bos LPS: Bukan Pertanda Buruk
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan terus menurun sampai saat ini. Per Juni 2023, tercatat pertumbuhan DPK menurun menjadi 6,4% secara tahunan (yoy), sedangkan pada Mei 6,9% yoy
Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menilai perlambatan ini merupakan proses pengembalian ke level normal. Dia menilai hal ini bukan pertanda buruk bagi ekonomi Indonesia.
"Dulu kan sebelum krisis, di 6 persenan kalau masalah pertumbuhan DPK-nya. Sekarang mungkin bergerak ke arah sana. Mungkin biasanya ada overshoot, nanti stabilize lagi. Tapi ini tidak menggambarkan keadaan memburuk. Mungkin sebaliknya, sebagian orang lagi belanja," ujar Purbaya di Like It 2023, Fairmont Jakarta, Senin (14/8/2023).
Adapun dia menilai pertumbuhan DPK pada triwulan kedua terbilang baik. Menurut hitungannya, tren perlambatan DPK tidak akan berlangsung lama.
Pasalnya, salah satu penyebab pertumbuhan DPK melambat adalah belanja pelaku usaha meningkat. Dengan demikian, nantinya dana tersebut akan kembali lagi ke sistem perbankan. "Artinya multiplier effect-nya baru terasa. Jadi ini bukan sesuatu yang tanda buruk," jelasnya.
Satu indikasi dari hal tersebut mulai terlihat. Pertumbuhan dana di bawah Rp 100 juta yang dihimpun oleh perbankan cenderung naik dibandingkan dengan bulan-bulan sebeluknya. Pada periode yang sama pertumbuhan DPK dalam tier lebih dari Rp 100 juta melambat, artinya ada penggunaan untuk belanja.
"Jadi belanja, mulai ada multiplier effect ke kalangan yang bawah. Ini kalau ini seperti itu yang terjadi maka ada yang positif. Walaupun kita akan mengetahui dalam waktu ke depan apa yang menyebabkan pertumbuhan [DPK] cenderung melambat," kata Purbaya.
Purbaya mengeaskan bahwa apabila ada gangguan dalam ekonomi yang menyebabkan pertumbuhan DPK melambat, LPS dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan mengkaji kebijakan.
"Tapi sampai sekarang sih masih belum ada indikasi adanya perlambatan ekonomi yang seperti itu," pungkas Purbaya.
Sebagaimana diketahui, DPK dalam tren melambat hingga paruh pertama tahun ini. Secara berurutan sepanjang Januari–Juni 2023, pertumbuhan DPK sebesar 8,5% yoy, 9,1% yoy, 7,2% yoy, 7,0% yoy, 6,9% yoy, dan 6,4% yoy.
(mkh/mkh)