Newsletter

Pekan Ini Jokowi Akan Head to Head Lawan Fed, China & Jepang

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
14 August 2023 06:00
wall street
Foto: Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023

Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street di tutup bervariasi pada perdagangan Jumat (11/8/2023) setelah AS merilis data inflasi periode Juli 2023.

Dow Jones menguat 0,30% di level 35.281,40, sedangkan S&P 500 melemah 0,11% di level 4.464,05, begitu pula Nasdaq jatuh 0,56% di level 13.644,85.

Inflasi AS mencapai 3,2% (yoy) pada Juli 2023, meningkat dibandingkan 3,0% (yoy) pada Juni lalu. Meskipun demikian, laju inflasi di bawah ekspektasi sebesar 3,3% (yoy).

Kenaikan inflasi tersebut menjadi yang pertama kali dalam setahun terakhir, setelah dalam 12 bulan berturut-turut mencatatkan penurunan CPI.

Inflasi AS sempat menyentuh 9,1% (yoy) pada Juni 2022, tertinggi dalam 40 tahun terakhir akibat melonjaknya harga komoditas global, tertutama di sektor energi, yang dipicu perang Rusia-Ukraina.

Adapun, inflasi inti, yang tak mencakup harga bergejolak tercatat sebesar 4,7% (yoy) pada Juli 2023, turun tipis dari dari bulan sebelumnya dan ekspektasi ekonom sebesar 4,8%% (yoy).

Sementara itu, secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI AS pada Juli 2023 tercatat sebesar 0,2%, tak berubah dari bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar.

Negeri Paman Sam juga merilis data klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 5 Agustus. Jumlah pekerja yang mengajukan klaim pengangguran melonjak hingga mencapai 248 ribu. Jumlah ini lebih tinggi dari perkiraan consensus di 230 ribu.

Lonjakan data klaim pengangguran ini menjadi sinyal jika data tenaga kerja AS sudah mulai mendingin.

Meski data tenaga kerja cenderung mendingin, tetapi inflasi AS kembali memanas. Kondisi ini membuat pasar pesimis jika bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan segera melunak. Terlebih, sejumlah pejabat The Fed masih menyuarakan hawkish.

Hal ini menyebabkan S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi pada perdagangan Jumat (11/8/2023). Kedua indeks ini terkoreksi selama dua minggu berturut-turut.

Sebagai informasi, penurunan Nasdaq dua minggu beruntun merupakan yang terburukk sejak Desember 2022, yang terkoreksi 4 minggu beruntun.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular