Ramai Setop Kredit ke Batubara, 2 Bank Raksasa RI Ini Ikutan
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan Tanah Air mulai menyatakan komitmen untuk mengatasi perubahan iklim, salah satunya dengan membatasi pembiayaan ke sektor batubara atau energi fosil.
Menurut Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam laporan-nya yang berjudul "Indonesia Sustainable Finance Outlook 2023" mengungkapkan hingga kini baru tercatat dua bank besar RI yang mengumumkan mulai membatasi alokasi kredit ke sektor pertambangan.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sejak Mei tahun lalu menjadi salah satu yang telah menghentikan pembiayaan ke bahan bakar fosil dan tetap mempertahankan porsi sektor batubara di bawah 3% sesuai dengan perjanjian dari total portofolio kredit.
Berdasarkan laporan keuangan tiga bulan pertama 2023, porsi pembiayaan sektor tambang sebesar Rp13,51 triliun, hanya setara 1,30% dari total portofolio kredit sebesar Rp1302 triliun.
Selanjutnya ada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang juga membatasi kredit ke sektor tambang. Hingga periode triwulan kedua tahun ini tercatat alokasi kredit untuk sektor mining mencapai Rp38,09 triliun atau setara dengan 6,33% dari total portofolio kredit. Porsi tersebut turun dari akhir Desember 2022 yang sebesar 6.61%.
Dalam kajian IESR mencatat bahwa sejak 2018 - 2021 kucuran dana ke sektor batubara menunjukkan tren turun. Akan tetapi, selama periode tersebut empat bank besar (BRI, Mandiri, BNI, dan BCA) masih memberikan dana ke sektor tersebut mencapai Rp 93,6 triliun.
Sementara dari kawasan Asia ada bank asal Malaysia yaitu Malayan Banking Berhad (Maybank) yang memutuskan untuk menghentikan pembiayaan untuk aktivitas tambang batubara. Pada 2023, Maybank juga berencana memberikan alokasi dana sebagai upaya pembiayaan berkelanjutan senilai RM 50 miliar.
Tak hanya itu, Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia pada draft pernyataan kebijakan pada 7 Mei 2021 lalu mengumumkan tidak akan lagi mendanai proyek yang berkaitan eksplorasi tambang batubara, minyak bumi, serta gas alam.
Tren industri yang berkelanjutan di industri keuangan semakin digaungkan pada forum multilateral KTT iklim COP26 di Glassgow, Skotlandia. Dalam forum tersebut terutama dari negara maju menyatakan akan menghentikan pembiayaan ke sektor yang dinilai memicu pemanasan iklim.
Selain membatasi dan menghentikan kredit ke sektor energi fosil, tahun lalu sekitar 190 negara dan organisasi yang menghadiri KTT COP26 Glasgow dilaporkan menandatangani perjanjian untuk memensiunkan PLTU batu bara.
Dari dalam negeri sendiri, Indonesia juga dikabarkan siap untuk 'memensiunkan' secara dini pembangkit listrik dengan sumber energi batu bara pada 2040, seperti yang diungkapkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Target tersebut lebih cepat dari perkiraan di mana sebelumnya Indonesia ditargetkan menghentikan PLTU batu bara tahun 2056 dan mencapai emisi nol karbon pada 2060.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(tsn/tsn)