
IHSG Kembali Tatap Level Psikologis 6.900 Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound dan mendekati kembali level psikologis 6.900 pada perdagangan Kamis (3/8/2023).
IHSG menguat 0,64% ke posisi 6.898,08. Sebanyak 291 saham naik, 214 saham turun, 237 stagnan.
Nilai transaksi mencapai Rp9,35 triliun dan volume perdagangan 18,43 miliar saham.
Beberapa sektor menjadi penopang IHSG pada Kamis, yakni sektor kesehatan (2,04%), sektor bahan baku (1,78%), sektor properti (1,08%), dan sektor keuangan (0,81%).
Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan Kamis.
Saham bank raksasa dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat di bursa yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi penopang terbesar indeks pada perdagangan Kamis, yakni mencapai 9,6 indeks poin.
Selain BMRI, ada dua saham bank raksasa lainnya yakni saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 3,3 indeks poin dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 1,4 indeks poin.
IHSG berhasil menguat setelah selama dua hari beruntun mengalami koreksi. IHSG sempat terbebani oleh kabar kurang menggembirakan yang datang dari Amerika Serikat (AS), di mana peringkat utang nasional AS dipangkas oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings.
Penurunan oleh Fitch ini belum pernah terjadi sebelumnya. Peringkat AAA adalah tertinggi sementara AA+ adalah lebih rendah di bawah AAA.
"Penurunan peringkat AS mencerminkan penurunan fiskal yang diyakini akan terjadi selama tiga tahun ke depan, beban utang pemerintah tinggi dan terus meningkat, dan erosi tata kelola relatif terhadap negara-negara lain yang berperingkat 'AA' dan 'AAA' dalam dua dekade terakhir yang telah tercermin dalam kebuntuan batas utang yang berulang-ulang dan resolusi di saat-saat terakhir," ujar Fitch Ratings.
Sebenarnya pada Mei lalu, Fitch telah memberi tanda waspada "rating watch negative" ke surat utang AS. Peningkatan masalah politik yang telah menghambat resolusi untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang menjelang tenggat waktu yang semakin dekat pun disebut sebagai penyebabnya.
"Dalam pandangan Fitch, telah terjadi kemerosotan yang stabil dalam standar tata kelola selama 20 tahun terakhir, termasuk masalah fiskal dan utang. Selain itu, ketegangan politik batas utang berulang dan resolusi menit terakhir telah mengikis kepercayaan pada manajemen fiskal," tambah Fitch.
Penurunan atau downgrade peringkat utang AS dapat membuat ketidakpastian global kembali meninggi dan tentunya membuat volatilitas pasar semakin membesar, termasuk pasar keuangan Indonesia.
Namun, baik Bank Indonesia (BI) maupun Kementerian Keuangan optimis jika ketidakpastian ini hanya sementara. Secara fundamental ekonomi Indonesia masih sangat kuat sehingga menarik bagi investor.
"Mudah-mudahan sentimennya lebih bersifat temporer. Kondisi supply-demand valas di pasar domestik tetap terkendali, BI tetap akan berada di pasar untuk tetap memastikan keseimbangan supply-demand tersebut," tutur Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Edi Susianto, kepada CNBC Indonesia.
Indikator ekonomi RI sangat baik sehingga bisa menjadi 'senjata' kuat untuk melawan gejolak eksternal.
Di antaranya adalah inflasi yang terus melandai, pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat, dan outlook defisit APBN 2023 yang lebih rendah yakni 2,28% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
'Senjata' ini diharapkan bisa kembali menarik investor saat kepanikan mereka reda.
Investor akan menyimak pergerakan Wall Street dan bursa Asia yang menunggu sejumlah data penting, termasuk PMI manufaktur dan ketenagakerjaan AS.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Kamis, IHSG rebound support penting terdekat yakni garis MA 200 (6.853) dan kembali menembus area 6.880 (Fibonacci 78,6%). Level psikologis 6.900 menjadi area resistance selanjutnya.
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik harian, posisi RSI naik ke 58,82.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD di bawah garis sinyal usai membentuk death cross pada Rabu.
Hari ini, IHSG berpeluang kembali menguji resistance penting terdekat berupa level psikologis 6.900. Apalagi tertembus, IHSG akan kembali menjajal resistance kuat 6.972 (Fibonacci 100%).
Sedangkan, area support terdekat berada di level 6.880 (Fibonacci 78,6%) dan garis MA 200 (6.853).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Merah Padam, IHSG Tertahan di Teritori Merah