
Pasar Merah Padam, IHSG Tertahan di Teritori Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot signifikan berakhir di 6.733,52 atau terkoreksi 0,49% secara harian pada perdagangan sesi I Rabu (8/3/2023).
Data Bursa Efek Indonesia (BEI), menunjukkan sebanyak 380 saham turun, 125 saham naik dan 211 lainnya tidak berubah.
Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 13,42 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 757 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,2 triliun.
Menurut survei terbaru, pada Februari 2023, kepercayaan konsumen Indonesia turun menjadi 122,4 dari level tertinggi lima bulan di bulan Januari sebesar 123,0. Hasil survei mencerminkan adanya tekanan biaya yang meningkat menjelang bulan suci Ramadhan.
Meskipun demikian, survei juga menunjukkan bahwa sentimen konsumen menguat terhadap ekspektasi pendapatan enam bulan ke depan, ketersediaan lapangan kerja, pendapatan saat ini, dan kondisi ekonomi saat ini.
Testimoni Ketua bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, di hadapan Komite Urusan Perbankan, Perumahan, dan Perkotaan Senat AS pada Selasa pagi waktu AS atau 22.00 waktu Indonesia mengguncang pasar saham.
Dalam sambutannya, Jerome Powell memperingatkan, kenaikan suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pembuat kebijakan bank sentral. Powell mengatakan tren saat ini menunjukkan bahwa tugas melawan inflasi Fed belum berakhir.
"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell dalam sambutannya kepada Komite Urusan Perbankan, Perumahan dan Perkotaan Senat Selasa pagi.
"Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga."
Komentar tersebut mengindikasikan bahwa Fed dapat mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih besar dari kenaikan 25 basis poin bulan lalu pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 21-22 Maret.
Sontak, tiga indeks saham utama AS, Wall Street, merosot pada perdagangan Selasa waktu AS atau Rabu pagi waktu Indonesia.
Dow Jones Industrial Average turun 574,98 poin, atau 1,72%, menjadi berakhir pada 32.856,46, S&P 500 turun 1,53% menjadi ditutup pada 3.986,37 dan di bawah level 4.000,sementaraNasdaq Composite turun 1,25% menjadi menetap di 11.530,33.
Saat indeks saham utama turun, imbal hasil Treasury 2 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2007 sebesar 5%.
Aksi jual pada Selasa membawa Dow ke wilayah negatif untuk tahun 2023, turun sekitar 0,9%. S&P dan Nasdaq masing-masing naik sekitar 3,8% dan 10,2%, untuk tahun ini.
Kekhawatiran sikap lebih hawkish dari Jerome Powell cs tersebut kemudian menjalar ke pasar Asia pagi ini.
Indeks Hang Seng (Hong Kong) anjlok 2,53%, Shanghai Composite Index (Shanghai) melemah 0,48%, Straits Times Index (Singapura) ambles 0,56%, KOSPI (Korea Selatan) turun 1,21%, Taiwan Index melorot 0,53%.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu jam (hourly) dan menggunakan Fibonacci Retracement dan Bollinger Band (BB) untuk mencari resistance dan support terdekat.
Hingga penutupan sesi I, IHSG melewati pita bawah BB (6.735) usai menembus support berupa area Fibonacci level 50% (6.756).
Dengan ini, IHSG makin terbenam ke bawah level psikologis 6.800.
Kemarin, IHSG menembus ke bawah level psikologis 6.800, yang berarti berarti IHSG menjebol salah satu support kuat yang terbentuk setidaknya sejak 20 Januari lalu di rentang 6.809-6.827.
Level support selanjutnya untuk IHSG ada di area Fibonacci 38,2% (6.710).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI turun tajam ke 20,10, memasuki level jenuh jual.
Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada di bawah garis sinyal di area negatif. Sedangkan, histogram MACD kembali membentuk bar negatif.
Melihat hal tersebut, pada sesi II, IHSG berpeluang melanjutkan pelemahan dengan menguji support terdekat di 6.710 sebelum menentukan arah selanjutnya. Resistance terdekat di level 6.750.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Potensi Bergerak Mixed, Catat Suport dsn Resistennya!