Market Commentary

Gara-Gara 4 Saham Ini, IHSG 'Galau' Lagi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
08 March 2023 12:30
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi pada perdagangan sesi I Rabu (8/3/2023), karena investor cenderung merespons negatif dari pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang mengindikasikan akan menaikkan kembali suku bunga acuannya di pertemuan mendatang.

Per pukul 10:43 WIB, IHSG melemah 0,25% ke posisi 6.749,63. IHSG bergerak direntang 6.729,09 - 6.771,07.

Terpantau empat saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) menjadi pemberat laju pergerakan indeks pada perdagangan sesi I hari ini.

Berikut saham-saham yang menjadi pemberat (laggard) IHSG hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Merdeka Copper GoldMDKA-6,644.040-5,61%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI-1,234.830-0,21%
Astra InternationalASII-1,165.900-0,84%
Bayan ResourcesBYAN-0,9618.525-0,40%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham emiten tambang emas dan mineral lainnya yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjadi pemberat terbesar IHSG pada perdagangan sesi I hari ini yakni mencapai 6,6 indeks poin.

Sedangkan di posisi kedua, ada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yang turut memperberat IHSG sebesar 1,2 indeks poin.

Terakhir, ada saham emiten pertambangan batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang turut membebani IHSG sebesar 0,96 indeks poin.

IHSG masih cenderung volatil pada hari ini, setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mengindikasikan bahwa mereka akan melanjutkan kenaikan suku bunga acuannya di pertemuan mendatang, sehingga investor cenderung belum bergairah untuk memburu salah satu aset berisiko.

Ketua The Fed, Jerome Powell telah memperingatkan bahwa suku bunga kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pembuat kebijakan bank sentral, dengan suku bunga bisa mencapai 5,5% - 5,75% pada Juli nanti.

Peningkatan tenaga kerja baru di AS pada Februari lalu yang mencapai 517.000, bisa mendorong The Fed menaikkan suku bunga secara agresif mencapai 4,75% - 5%.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Februari 2023 meningkat menjadi 140,3 miliar dolar AS, yang dianggap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Selain itu, investor menanti data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia yang akan memberikan sinyal seberapa kuat ekonomi kita saat ini.

Untuk diketahui, IKK Indonesia naik menjadi 123,0 pada Januari 2023. Angka ini sudah naik dari 119,9 pada Desember 2022, menunjukkan level tertinggi sejak Agustus tahun lalu, didorong oleh inflasi yang semakin mereda.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular