Pendapatan Garuda (GIAA) Naik 59% Jadi US$ 1,39 M, Rugi Susut

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
01 August 2023 14:45
Pesawat CRJ-1000 Garuda Indonesia (Dok: Garuda Indonesia)
Foto: Pesawat CRJ-1000 Garuda Indonesia (Dok: Garuda Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai milik BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mencatat, kerugian periode berjalan menyusut menjadi US$ 76,38 juta pada semester pertama tahun 2023. Jumlah kerugian tersebut berkurang dibandingkan kuartal I tahun ini yang mencatat rugi US$ 110,03 juta.

Mengutip laporan keuangannya, kerugian GIAA berkurang karena pendapatan usaha naik 58,8% menjadi US$ 1,39 miliar pada semester I-2023 dari US$ 878,69 juta di semester I-2022.

Adapun rincian pendapatan usaha di paruh pertama tahun ini terdiri dari penerbangan berjadwal US$ 1,10 miliar, penerbangan tidak berjadwal US$ 142,45 juta, dan lainnya US$ 151,37 juta. Ketiganya melambung dibandingkan pencapaian semester I-2022.

Seiring dengan pendapatan usaha yang naik, beban usaha total di semester I-2023 sebesar US$ 1,26 miliar, atau naik dari periode yang sama tahun lalu di angka US$ 1,21 miliar. Sehingga, GIAA membukukan rugi sebelum pajak US$ 109,56 juta di enam bulan pertama 2023.

Angka tersebut memang berbanding jauh dari raihan laba sebelum pajak di semester I-2022 yang mencapai US$ 4 miliar. Akan tetapi, pada enam bulan pertama tahun lalu itu, Garuda mencatatkan pendapatan dari restrukturisasi utang US$ 2,85 miliar dan juga keuntungan dari restrukturisasi pembayaran US$ 1,33 miliar.

Adapun total aset Garuda Indonesia per Juni 2023 sebesar US$ 6,28 miliar, liabilitas US$ 7,89 miliar, dan ekuitas masih negatif US$ 1,61 miliar. Kas dan setara kas US$ 428,11 juta.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Meski Untung Rp56 T Garuda Tak Bagi Dividen, Ini Alasannya...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular