Market Commentary

IHSG Bergairah Lagi, 6 Saham Ini Jadi Penopangnya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
31 July 2023 16:29
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan Senin (31/7/2023) atau akhir perdagangan Juli 2023.

IHSG menguat 0,45% ke posisi 6.931,359. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.900 pada akhir perdagangan hari ini.

Secara sektoral, sektor bahan baku dan konsumer primer menjadi penopang terbesar indeks pada hari ini, yakni masing-masing 1,69% dan 1,58%.

Selain itu, beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG pada akhir perdagangan hari ini.

Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Astra InternationalASII10,796.8503,40%
Merdeka Copper GoldMDKA6,573.5106,69%
GoTo Gojek TokopediaGOTO4,381131,80%
Charoen Pokphand IndonesiaCPIN3,715.1754,33%
United TractorsUNTR3,4627.5253,28%
Bank MandiriBMRI2,435.7250,44%

Sumber: Refinitiv

Saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi penopang IHSG terbesar pada perdagangan hari ini, yakni sebesar 10,8 indeks poin.

IHSG kembali menguat di tengah sikap investor yang menanti pelaksanaan aturan devisa hasil ekspor (DHE) dan inflasi Indonesia periode Juli 2023, Selasa besok.

Peraturan terbaru Presiden Joko Widod (Jokowi) untuk mengelola DHE lebih lama di dalam negeri akan mulai berlaku besok, Selasa, 1 Agustus 2023.

Ketentuan itu ia tetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.36 Tahun 2023 tentang DHE dari kegiatan pengusahaan, pengelolaan, dan/atau pengolahan sumber daya alam (SDA).

Aturan DHE SDA ini mencakup sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Batas DHE yang akan dikenai kewajiban adalah US$ 250.000 per dokumen atau Rp 3,76 miliar. Dengan demikian, industri mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang melakukan ekspor tidak akan dikenai kewajiban ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan potensi besar DHE SDA sebetulnya mencapai US$ 203 miliar. Nilai tersebut setara dengan 69,5% dari total ekspor Indonesia.

Maka, dalam aturan DHE baru itu ada kewajiban menyetor DHE minimal 30% demi meraup potensi dolar dari DHE. Dengan hitungan ini maka ada potensi DHE yang masuk ke sistem keuangan RI untuk dikelola lebih lama sebesar US$ 60,9 miliar atau sekitar Rp 918,98 triliun untuk memperkuat nilai tukar rupiah.

Selain menanti pelaksanaan aturan DHE, investor juga cenderung wait and see menanti rilis data inflasi RI periode Juli 2023 yang akan dirilis besok, di mana inflasi RI bulan lalu diperkirakan akan meningkat tajam.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, dari 11 institusi memperkirakan inflasi Juli 2023 akan menembus 0,21% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi bulanan pada Mei tercatat 0,14%.

Hasil polling juga memperkirakan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) akan menembus 3,08% pada bulan ini. Inflasi inti (yoy) diperkirakan mencapai 2,50%.

Secara tahunan, inflasi menembus 3,52% sementara inflasi inti tercatat 2,58% pada Juni.

Inflasi tahunan akan melandai pada bulan ini karena semakin berkurangnya dampak kenaikan harga BBM pada September tahun lalu.

Sedangkan secara bulanan, inflasi akan meningkat karena pola musiman yakni biaya pendidikan untuk musim ajaran baru. Kenaikan sejumlah harga pangan juga membuat inflasi Juli menanjak.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Borong Big Cap, IHSG Mendadak Hijau di Detik Terakhir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular