Laba Bank Mandiri Terbang 25% per Juni 2023, Ini Penyebabnya

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
31 July 2023 12:33
Kantor Cabang Bank Mandiri/CNBC Indonesia/Andrean Kristianto
Foto: Kantor Cabang Bank Mandiri/CNBC Indonesia/Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. mencatat laba bersih naik 24,9% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 25,23 triliun. Selain kinerja bisnis bank, hal ini tidak terlepas dari perusahaan anak.

Adapun pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BMRI naik 13,1% yoy menjadi Rp 47,31 triliun.

Perusahaan sebenarnya mencatat beban bunga yang melesat 52,1% yoy menjadi Rp 16,88 triliun. Pada periode yang sama pendapatan bunga tumbuh lebih rendah atau 13,1% yoy menjadi Rp 47,31 triliun. 

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan, selain NII  laba bersih BMRI juga disokong oleh pendapatan non-bunga. "Pendapatan itu lampau peningkatan biaya operasional. Jadinya gross ratio terjaga positif dengan efisiensi yang baik," katanya dalam paparan kinerja semester I/2023, Senin (31/7/2023).

Sebagai informasi, beban bBank Mandiri turun dari Rp 15,48 triliun menjadi Rp13,83 triliun. Penurunan beban tersebut seiring kenaikan komisi menjadi Rp 9,42 triliun dari sebelumnya Rp8,33 triliun.

Selain itu, laba Bank Mandiri juga merupakan kontribusi kinerja anak perusahaan. Laba sejumlah perusahaan yang berada di bawah naungan BMRI tumbuh 33,6% yoy menjadi Rp 5,2 triliun. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. berkontribusi paling jumbo atau Rp 2,78 triliun, setara 53,46%. 

Sementara itu, penyaluran kredit Bank Mandiri naik 11,8% yoy menjadi Rp 1.272 triliun pada semester I/2023. Pada periode yang sama, aset Bank Mandiri mencapai Rp 1.963,98 triliun, naik 1,43% yoy.

Segmen komersial tumbuh paling kencang, yakni 19,0% yoy. Kemudian diikuti dengan kredit konsumer dan UMKM, masing-masing, 11,7% yoy dan 11,7% yoy. Pada periode yang sama korporasi hanya tumbuh 5,99% yoy.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), Bank Mandiri mencatat pertumbuhan 8,47% yoy menjadi Rp 1.430 triliun. Dana murah atau current account savings account (CASA) menjadi pendorong pertumbuhan. 

Giro dan tabungan, masing-masing, naik 21,2% yoy dan 5,8% yoy. Pada periode yang sama deposito turun 1,43% yoy. Alhasil rasio CASA naik dari 70,8% menjadi 73,4%. 

Diantaranya, giro menurun dari Rp 541,8 triliun menjadi Rp 497,62 triliun tabungan turun tipis dari Rp 552,75 triliun menjadi Rp 552,43 triliun. Sedangkan deposito turun dari Rp 396,29 triliun menjadi Rp 380,06 triliun.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Pengumuman Laba 2023, Cek Tren Kinerja Bank Mandiri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular