Investor Tunggu Sikap Bank Sentral Jepang, Bursa Asia Loyo

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
28 July 2023 08:43
foto : Reuters
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka melemah pada perdagangan Jumat (28/7/2023), jelang pengumuman keputusan suku bunga terbaru bank sentral Jepang.

Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks Straits Times Singapura yang dibuka di zona hijau pada pagi hari ini, yakni menguat 0,55%.

Sedangkan sisanya dibuka di zona merah. Indeks Nikkei 225 Jepang ambrol 1,47%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,12%, Shanghai Composite China melemah 0,31%, ASX 200 Australia merosot 0,76%, dan KOSPI Korea Selatan terkoreksi 0,29%.

Dari Jepang, bank sentral (Bank of Japan/BoJ) pada hari ini akan mengumumkan hasil pertemuannya, dalam hal ini keputusan terbaru dari suku bunga acuannya.

Pasar memperkirakan BoJ masih akan mempertahankan kebijakan bunga ultra rendahnya (-0,1%) pada hari ini, meski inflasi sudah di atas target yang ditetapkan.

Hal ini masih akan dilakukan oleh bank sentral Negeri Sakura demi menjaga pertumbuhan. Namun, BoJ diharapkan melepas kebijakan yield curve control (YCC) sebesar 0,5%.

YCC merupakan kebijakan BoJ yang menahan imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun dekat dengan 0,5%. Ketika yield mulai menjauhi 0,5% maka BoJ akan melakukan pembelian obligasi.

Pembelian tersebut artinya BoJ menyuntikkan likuiditas ke perekonomian.

Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rekomendasinya meminta BoJ untuk segera melepas kebijakan YCC.

Kebijakan suku bunga ultra rendah serta YCC membuat yen melemah tajam pada tahun ini. Namun, BoJ bersikeras menahan suku bunga karena belum melihat laju inflasi di atas 2% tetap berlanjut ke depan.

Selain itu, BoJ juga akan memberikan update forecast inflasi Jepang untuk tahun ini. Inflasi Jepang dan kebijakan BoJ tengah disorot. Inflasi Jepang memang sudah melandai ke 3,3% (yoy) pada Juni, dari 4,4% pada Januari 2023. Namun, inflasi tersebut sudah di atas target BoJ yakni 2%.

Inflasi Jepang diperkirakan akan menanjak ke depan karena adanya kenaikan gaji pegawai.

Kondisi ini memberi tekanan kepada BoJ untuk segera mengetatkan kebijakanya guna menahan laju inflasi. Namun disatu sisi, perekonomian Jepang masih cenderung rapuh.

Bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas melemah juga terjadi di bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, yang juga melemah kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,67%, S&P 500 terkoreksi 0,64%, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,55%.

Tumbangnya Wall Street masih dipicu oleh keputusan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Pasar masih kecewa karena The Fed masih membuka opsi kenaikan suku bunga jika data ekonomi AS mendukung.

Hal ini berbanding terbalik dengan ekspektasi pasar yang sudah optimis jika tidak akan ada lagi kenaikan setelah pertemuan Juli.

Data ekonomi AS terbaru juga menunjukkan ekonomi AS masih berlari kencang.

AS mengumumkan dua indikator ekonomi, kemarin, yakni perhitungan pertumbuhan ekonomi terbaru serta klaim pengangguran.

Estimasi terbaru AS menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,4% (quarter-to-quarter/qtq) pada April-Juni 2023 atau kuartal II-2023. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yakni 2% ataupun ekspektasi pasar yakni 1,8%.

Pertumbuhan sebesar 2,4% (qtq) juga menunjukkan jika ekonomi AS masih berlari kencang dan jauh dari resesi.

AS juga mengumumkan data klaim pengangguran. Jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran AS menurun 7.000 menjadi 221.000 pada pekan yang berakhir pada 22 Juli.

Jumlah tersebut adalah yang terendah dalam lima bulan terakhir dan jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 235.000.

Masih tingginya pertumbuhan ekonomi AS dan menurunnya klaim pengangguran menunjukkan jika ekonomi AS masih panas. Dua faktor ini menjadi sinyal jika inflasi AS bisa sulit turun ke depan.

Akibatnya, harapan pelaku pasar melihat pelonggaran kebijakan The Fed bisa semakin jauh.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Masih Lakukan Aksi Profit Taking, Bursa Asia Lesu Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular