IHSG Masih Sumringah, 7 Saham Big Cap Ini yang Bantuin
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau kembali menguat pada perdagangan sesi I Rabu (26/7/2023), di mana pelaku pasar cenderung wait and see jelang pengumuman keputusan suku bunga terbaru bank sentral Amerika Serikat (AS).
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG naik 0,11% ke posisi 6.925,024. IHSG masih bertahan di level psikologis 6.900.
Secara sektoral, sektor energi kembali menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, yakni mencapai 1,84%. Selain sektor energi, ada sektor infrastruktur yang juga menjadi penopang IHSG yakni sebesar 1,07%.
Beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut kembali menguat.
Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | 7,21 | 21.225 | 2,04% |
Bank Central Asia | BBCA | 4,99 | 9.225 | 0,82% |
United Tractors | UNTR | 3,25 | 26.225 | 3,25% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 2,69 | 5.675 | 0,44% |
Bank Mandiri | BMRI | 2,39 | 5.575 | 0,45% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 1,46 | 2.470 | 1,65% |
Astra International | ASII | 1,16 | 6.525 | 0,38% |
Sumber: Refinitiv
Saham raksasa batu bara yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni mencapai 7,2 indeks poin. Diketahui, saham BYAN sudah menghijau selama lima hari beruntun, ditopang oleh cerahnya harga batu bara dunia.
Tak hanya BYAN, ada saham raksasa batu bara lainnya yang juga menjadi penopang IHSG yakni saham PT United Tractors Tbk (UNTR) sebesar 3,3 indeks poin dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar 1,5 indeks poin.
Selain saham raksasa batu bara, tiga saham bank raksasa juga menjadi market movers atau leader IHSG sesi I hari ini, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 5 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 2,7 indeks poin, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 2,4 indeks poin.
IHSG kembali menguat pada sesi I hari ini jelang pengumuman keputusan suku bunga terbaru bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
The Fed menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu hari ini (25-26 Juli). Keputusan FOMC akan diumumkan pada hari ini waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 98,9% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 5,25-5,5% pada bulan ini.
Namun, pelaku pasar berekspektasi jika kenaikan suku bunga pada Juli akan menjadi yang terakhir pada tahun ini.
Pasalnya, inflasi AS sudah jauh melandai ke 3% (year-on-year/yoy) pada Juni tahun ini, dari 9,1% (yoy) pada Juni tahun lalu.
Selain itu, ada sentimen positif lainnya, yakni prediksi ekonomi global dari Dana Moneter Internasional (IMF). IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3% pada 2023, dari 2,8% pada proyeksi April.
Proyeksi pertumbuhan global yang lebih tinggi pada tahun ini ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di negara maju yang diperkirakan akan lebih baik dan melandainya inflasi.
Namun sayangnya, IMF merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia. Proyeksi pertumbuhan tahun ini tidak berubah yakni tetap di 5,0%. IMF menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,0% pada 2024, lebih rendah dibandingkan proyeksi pada April (5,1%).
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)