Nickel Conference 2023

RI Bakal Punya Pabrik Baterai Raksasa Baru Punya MBMA

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
25 July 2023 15:20
Director of Merdeka Battery Materials and Merdeka Copper Gold, Andrew Starkey saat menghadiri acara 'Nickel Conference 2023' di Jakarta, Selasa (25/7/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Director of Merdeka Battery Materials and Merdeka Copper Gold, Andrew Starkey saat menghadiri acara 'Nickel Conference 2023' di Jakarta, Selasa (25/7/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten pengolahan nikel milik Boy Thohir, Merdeka Battery Materials (MBMA), akan segera memiliki pabrik baterai yang diharapkan akan selesai dalam dua tahun ke depan.

Dalam acara "Nickel Conference 2023" CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (25/07/2023), Direktur MBMA Andrew Starkey mengungkapkan pengembangan pabrik baterai akan terintegrasi dengan tambang nikel.

"Proyek utama kami adalah pengembangan pabrik baterai dalam konsesi penambangan kami," terang Andrew.

Andrew menjelaskan pabrik baterai yang akan dibangun perusahaan akan menggunakan teknologi pengolahan pemurnian nikel limonit atau High Pressure Acid Leaching (HPAL).

Sebelumnya, MBMA sukses melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dan resmi melantai di bursa pada 18 April 2023 lalu. Dalam aksi korporasi tersebut perusahaan melepas 11 miliar saham baru dan berhasil menggalang Rp 8,74 triliun.

Salah satu penggunaan utama dana IPO tersebut adalah untuk penyelesaian pabrik nikel raksasa HPAL berkapasitas 60.000 ton yang membutuhkan biaya sebesar US$ 1,28 miliar atau setara Rp 19,2 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$).

Perusahaan memperkirakan HPAL tahap satu akan selesai 2025 dan akan berkontribusi sekitar 25% dari EBITDA perusahaan.

Penambahan dan ekspansi pabrik nikel ini tentu diharapkan akan menjadi penopang kinerja keuangan MBMA di masa mendatang.

Hingga akhir kuartal pertama 2023, MBMA mencatatkan pendapatan Rp 4,41 triliun dengan laba bersih Rp 687 miliar.

Jelang penutupan perdagangan Selasa (25/7), saham MBMA tercatat terkoreksi tipis, turun 0,67% ke Rp 745/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 80,46 triliun dan merupakan perusahaan nikel paling berharga di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Debut IPO, MBMA Emiten Nikel Terbesar RI Lewati Vale & Harita

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular