
Saham Ultrajaya (ULTJ) Ngacir 8% Lebih, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konsumer produsen susu Ultramilk yakni PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk (ULTJ) terpantau melesat pada perdagangan sesi II Senin (24/7/2023). Sejatinya, saham ULTJ sudah melesat sejak perdagangan sesi I hari ini.
Per pukul 13:32 WIB, saham ULTJ melonjak 8,25% ke posisi Rp 2.100/saham. Saham ULTJ pada pagi hari ini bergerak di rentang harga Rp 1.940 - Rp 2.130 per saham.
Saham ULTJ sudah ditransaksikan sebanyak 1.750 kali dengan volume sebesar 6,42 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 13,05 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 24,26 triliun.
Hingga pukul 13:32 WIB, di order offer atau jual, terdapat 279 lot antrian di harga Rp 2.100/saham atau sekitar Rp 58,6 juta. Sedangkan antrian jual terbanyak berada di harga Rp 2.150/saham, yang mencapai 4.504 lot atau sekitar Rp 968,4 juta.
Sedangkan di order bid atau beli, ada 250 lot antrian atau sekitar Rp 52,3 juta di harga Rp 2.090/saham. Adapun antrian beli terbanyak berada di harga Rp 2.000/saham yang mencapai 2.330 lot atau sekitar Rp 466 juta.
Belum diketahui penyebab pasti melesatnya saham ULTJ sejak perdagangan sesi I hari ini. Namun saat ini, perseroan tengah membangun fasilitas produksi baru dan gudang baru di Cikarang.
Terkhusus gudang baru yang saat ini sedang digarap berlokasi di Kawasan MM2100 Cikarang, Jawa Barat dan ditargetkan rampung pada kuartal I-2024.
Fasilitas baru ini tidak saja meningkatkan kapasitas keseluruhan, tetapi menciptakan efisiensi dan percepatan distribusi produk, khususnya ke pasar utamanya Jabodetabek.
Perseroan juga telah membangun aliansi strategis dalam lini pengemasan baru dengan pemasok terkemuka, Tetra Pak dan Combibloc. Kerja sama ini membuat kemasan baru untuk menciptakan kemasan yang lebih menarik.
Di lain sisi, saat ini investor cenderung menunggu rilis kinerja keuangan ULTJ pada kuartal II-2023, yang rencananya akan dirilis pada Jumat pekan ini.
Sebelumnya pada kuartal I-2023, laba bersih ULTJ naik 21,73% menjadi Rp 353,21 miliar, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 291,86 miliar.
Penjualan perseroan juga naik 21,63% menjadi Rp 2,23 triliun pada kuartal I-2023, dari sebelumnya pada kuartal I-2022 sebesar Rp 1,83 triliun.
Adapun, penjualan minuman di pasar lokal tercatat sebesar Rp2,45 triliun, dan makanan sebesar Rp26,83 miliar. Sementara untuk pasar ekspor, penjualan minuman tercatat sebesar Rp3,50 miliar dan penjualan makanan sebesar Rp741 juta.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lebaran di Depan Mata, Saham Konsumer Kok Malah Loyo?
