Jelang Pengumuman Suku Bunga, Saham Ini Bikin IHSG Hijau
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada awal perdagangan Senin (24/7/2023). IHSG menguat 0,24% ke posisi 6.897,2 seiring dengan sembilan dari sepuluh sektor yang berada di zona hijau dengan penguatan tertinggi dari sektor energi.
Sektor energi dan Real Estate menjadi penopang IHSG pada hari ini, masing-masing sebesar 1,27% dan 0,57%. Sektor yang berada di zona merah hanya konsumer siklikal yang melemah 0,12%.
Selain itu, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menghijau.
Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Saham | Indeks Poin | Bobot Penguatan |
Telkom Indonesia | TLKM | 3900 | 4.91 | 0.07% |
Bank Mandiri | BMRI | 5600 | 4.78 | 0.07% |
Bayan Resources | BYAN | 19000 | 4.65 | 0.07% |
United Resources | UNTR | 24925 | 1.66 | 0.02% |
Astra International | ASII | 6475 | 1.18 | 0.02% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 27625 | 0.86 | 0.01% |
Ciputra Development | CTRA | 1155 | 0.78 | 0.01% |
Sumber: Refinitiv
Saham telekomunikasi milik negara ini menjadi penopang penguatan IHSG hari ini sebesar 4,91 indeks poin. TLKM merupakan provider internet dan layanan komunikasi yang menguasai pangsa pasar di Indonesia.
Kemudian, saham bank raksasa PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kembali menjadi penopang IHSG dari sektor perbankan yakni sebesar 4,78 indeks poin. Saham BMRI pun kembali mencetak rekor tertinggi barunya (all time high/ATH) pasca stock split berada di Rp 5.600/saham.
Di tengah ketidakpastian pasar akan berbagai pengumuman suku bunga pekan ini, IHSG tetap mampu melanjutkan penguatanĀ dari awal paruh kedua tahun ini.
Setidaknya ada lima bank sentral yang akan akan menggelar rapat moneter pada pekan ini. Di antaranya adalah Bank Indonesia (BI), The Fed (AS), bank sentral Eropa (ECB), bank sentral Jepang (BoJ), dan bank sentral Afrika Selatan.
Namun, sentimen penguatan IHSG seiring dengan Polling CNBC Indonesia yang melibatkan 12 analis/ekonom memperkirakan jika BI masih akan menahan suku bunga di level 5,75% pada bulan ini.
Suku bunga di level 5,75% sudah berlaku sejak Januari tahun ini atau enam bulan berakhir.
Inflasi Indonesia memang sudah jauh melambat dari 5,95% (yoy) pada September 2022 menjadi 3,52% (yoy) pada Juni 2023. Inflasi inti juga sudah melandai dari 3,36% (yoy) pada Desember 2022 menjadi 2,58% (yoy) pada Juni 2023.
Di tengah potensi Bank Indonesia yang masih akan dovish terhadap suku bunganya, FedWatch milik CME Group melihat ada probabilitas sebesar 99,2% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,25-5,5% pada Selasa dan Rabu (25-26 Juli) waktu AS.
Jika kemudian hasil rapat FOMC kembali hawkish atau agresif menaikkan suku bunga, BI berpotensi ke depan ikut hawkish mengingat fokus BI saat ini adalah menjaga stabilitas rupiah. Karena itulah, sulit bagi BI untuk memulai memangkas suku bunga pada bulan ini.
Sentimen tersebut berpotensi menahan laju IHSG ke depannya, meski kenaikan suku bunga BI berpotensi menjadi yang terakhir. Kendati demikian, dalam horizon waktu lebih panjang IHSG berpotensi memasuki fase bullish seiring kebijakan pelonggaran keuangan (QE) yang akan datang.
(mza)