Saham Batu Bara Masih Sumringah, Bakal Bertahan Lama?
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas emiten batu bara kembali menghijau pada perdagangan sesi I Senin (24/7/2023), di mana pergerakan saham batu bara RI masih mengikuti pergerakan harga batu bara yang cerah pada pekan lalu.
Per pukul 09:50 WIB, dari 20 saham batu bara RI, 14 saham terpantau menguat, dua saham cenderung stagnan, dan empat saham terpantau melemah.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 27.550 | 2,89% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 3.870 | 2,65% |
Indika Energy | INDY | 2.120 | 1,92% |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 5.525 | 1,84% |
Bayan Resources | BYAN | 18.975 | 1,34% |
United Tractors | UNTR | 24.800 | 1,22% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 995 | 1,02% |
ABM Investama | ABMM | 3.560 | 0,85% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2.440 | 0,83% |
Bukit Asam | PTBA | 2.810 | 0,72% |
Bumi Resources | BUMI | 143 | 0,70% |
Harum Energy | HRUM | 1.555 | 0,65% |
Atlas Resources | ARII | 200 | 0,50% |
TBS Energi Utama | TOBA | 428 | 0,47% |
MNC Energy Investment | IATA | 65 | 0,00% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 50 | 0,00% |
Prima Andalan Mandiri | MCOL | 4.830 | -0,21% |
Golden Eagle Energy | SMMT | 1.085 | -0,46% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 402 | -1,47% |
Alfa Energi Investama | FIRE | 61 | -1,61% |
Sumber: RTI
Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) memimpin penguatan saham batu bara pada sesi I hari ini, yakni melonjak 2,89% ke posisi Rp 27.550/saham.
Tak hanya saham ITMG saja, saham raksasa batu bara kompak menghijau pada pagi hari ini.
Saham batu bara di RI kembali menghijau, mengikuti pergerakan harga batu bara yang cerah sepanjang pekan lalu. Dalam sepekan, harga batu bara dunia sudah terbang 5,78%. Dari harga bottom atau terendahnya pada 12 Juli lalu, batu bara telah melesat 11,48%.
Pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Agustus ditutup melesat 1,23% di posisi US$ 141,75 per ton. Posisi penutupan tersebut adalah yang tertinggi dalam sembilan hari perdagangan terakhir.
China terpantau telah memiliki solusi dalam menghadapi permasalahan gelombang panas (heatwaves) dengan stok batu baranya.
Kendati demikian, penggunaan listrik meningkat hingga mencatatkan rekor seiring kebutuhan pendingin ruangan (AC) yang semakin tinggi di China. Hal ini disinyalir menjadi faktor kenaikan harga batu bara dalam sepekan terakhir.
Diketahui, konsumsi batu bara China merupakan yang tertinggi di dunia, bahkan melebihi gabungan seluruh dunia dalam setahun.
Batu bara sebagai opsi sumber tenaga listrik yang murah menjadi pilihan utama China. Bulan Juni, China menghasilkan listrik dari batu bara bertumbuh 14% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Otoritas China pada Senin pekan lalu menyebut adanya cuaca 'neraka', di mana suhu telah mencapai rekor 52,2 derajat Celcius (126 derajat Fahrenheit) di barat laut negara itu selama akhir pekan.
Produksi batu bara China pada semester I-2023 mencapai 2,3 miliar ton, naik 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selain China, India juga menjadi negara yang dapat mempengaruhi pergerakan harga batu bara dunia. India sebagai negara importir batu bara terbesar kedua setelah China juga mengalami peningkatan produksi dalam negeri.
Namun di sisi permintaan, India berpotensi mengalami pelemahan. Tren ini berpotensi melemahkan harga batu bara dalam jangka panjang.
Melansir CoalMint, Proyeksi pelemahan didasari oleh dua faktor yaitu produksi batu bara domestik India meningkat signifikan sebesar 15% secara tahunan. Selain itu, India telah menetapkan target produksi lebih dari 1 miliar ton pada tahun 2024, atau meningkat 13% dibanding 2023.
Kedua, pembeli India mencari batu bara dengan potongan harga dari reseller Eropa. Data mengungkapkan bahwa impor batubara India dari Indonesia sudah turun 17% di semester pertama, menjadi 50 juta ton. Ini merupakan indikasi kuat bahwa volume di semester kedua pelemahan harga batu bara.
Di sisi Eropa, gelombang panas yang terjadi di banyak negara bagian utara menjadi faktor kenaikan harga batu bara.
The World Meteorological Organization memperkirakan suhu di Italia, Spanyol, dan Yunanni akan menembus di atas 40 derajat Celcius dalam waktu dekat. Suhu di Sardinia dan Sisilia, Italia, bahkan sudah menembus 46 derajat Celcius pada Selasa lalu.
Alhasil, harga gas sebagai komoditas energi pilihan Eropa dan sumber energi substitusi batu bara turut mengalami penguatan. Dalam sepekan, harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) naik 12,19% ke 28,16 euro per mega-watt hour (MWh).
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)