
Ini 5 Saham yang Bikin IHSG Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound ke zona hijau pada akhir perdagangan Jumat (21/7/2023), setelah sempat terkoreksi.
Hingga akhir perdagangan hari ini, IHSG menguat 0,24% ke posisi 6.880,8. Meski berhasil menguat, tetapi IHSG masih bertahan di level psikologis 6.800 hingga akhir perdagangan pekan ini.
Secara sektoral, sektor kesehatan dan industri menjadi penopang IHSG pada hari ini, masing-masing sebesar 1,31% dan 1,22%.
Selain itu, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menghijau kembali.
Berikut saham-saham yang menopang IHSG pada perdagangan hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Sumber Alfaria Trijaya | AMRT | 3,45 | 2.870 | 2,50% |
Bank Mandiri | BMRI | 2,41 | 5.550 | 0,45% |
Semen Indonesia | SMGR | 2,15 | 6.950 | 3,73% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 1,69 | 2.420 | 2,11% |
Telkom Indonesia | TLKM | 1,25 | 3.860 | 0,26% |
Sumber: Refinitiv
Saham peritel minimarket Alfamart yakni PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni sebesar 3,4 indeks poin.
Kemudian, saham bank raksasa PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kembali menjadi penopang IHSG dari sektor perbankan yakni sebesar 2,4 indeks poin. Saham BMRI pun kembali mencetak rekor tertinggi barunya (all time high/ATH) pasca stock split pada hari ini yakni di Rp 5.550/unit.
IHSG sempat terkoreksi di sesi I hari ini. Koreksi IHSG di sesi I dinilai wajar karena sepanjang pekan lalu saja, IHSG sudah melesat lebih dari 2% dan konsisten ditutup di zona hijau.
Selain itu, minimnya sentimen dari dalam negeri pada pekan ini dan sentimen dari eksternal yang cenderung negatif juga sempat memperberat IHSG pada sesi I hari ini. Namun pada akhirnya, IHSG berhasil ditutup menguat.
Dari luar negeri, ada beberapa kabar kurang menggembirakan datang, yakni dari Jepang dan Amerika Serikat (AS).
Dari Jepang, inflasi pada Juni 2023 kembali mengalami kenaikan dan sudah berada di atas target bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ).
Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) Jepang periode Juni lalu naik sedikit menjadi 3,3% (year-on-year/yoy), dari sebelumnya tumbuh 3,2% pada Mei lalu. Angka ini juga lebih rendah dari perkiraan pasar yang tumbuh sebesar 3,5%.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), CPI Jepang pada bulan lalu juga naik sedikit menjadi 0,2% (mtm), dari sebelumnya pada Mei lalu yang stabil 0%.
Sedangkan CPI inti, yang tidak termasuk biaya makanan segar yang fluktuatif, tumbuh 3,3% pada bulan lalu, sesuai dengan prediksi pasar dan naik sedikit dari 3,2% pada Mei lalu.
Tetapi pembacaan inti lainnya, yang tidak termasuk harga makanan segar dan energi, tumbuh 4,2% di Juni 2023, tetap mendekati level tertinggi 40 tahun yang dicapai di bulan sebelumnya.
Angka tersebut merupakan indikator kondisi inflasi yang mendasari di Jepang dan diawasi ketat oleh BoJ dalam pertimbangan kebijakan moneter.
Sementara itu dari AS, jumlah pekerja AS yang mengajukan klaim pengangguran juga hanya turun 9.000 menjadi 228.000 pada pekan yang berakhir pada 15 Juli. Jumlah tersebut lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar yakni 242.000.
Klaim pengangguran yang hanya turun sedikit tersebut menunjukkan jika pasar tenaga kerja AS masih panas. Data tenaga kerja juga menjadi pertimbangan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga, selain data inflasi.
Jika data tenaga kerja masih panas maka sulit bagi The Fed untuk melunak.
Alhasil, data tenaga kerja AS terbaru yang masih cukup kuat membuat bursa saham AS, Wall Street secara mayoritas ditutup terkoreksi kemarin.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Borong Big Cap, IHSG Mendadak Hijau di Detik Terakhir
