Newsletter

Saatnya RI Buktikan 'Surga Investasi', Pasar RI Pesta Lagi?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Jumat, 21/07/2023 06:17 WIB
Foto: Karyawan beraktivitas di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut  jumlah investor pasar modal telah meningkat 33,53% dari 7,48 juta di akhir tahun 2021 menjadi 10 juta pada 3 November 2022. Secara komposisi umur sebesar 60% didominasi oleh investor di bawah 30 tahun. Tidak berhenti di situ, investor juga didominasi oleh lulusan SMA ke bawah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
  • Pasar keuangan kompak mencatatkan kinerja positif pada perdagangan kemarin di mana IHSG dan rupiah sama-sama menguat
  • Wall Street yang berakhir menghijau pada perdagangan kemarin disinyalir bisa memberikan angin positif bagi indeks acuan Tanah Air.
  • Sentimen pasar di dalam negeri pada hari ini cenderung minim, sehingga investor berfokus ke sentimen eksternal.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan mampu mencatatkan kinerja menggembirakan pada perdagangan kemarin, Kamis (20/7/2023). Indeks acuan Tanah Air ditutup menguat. Begitu pula mata uang Garuda yang juga mampu mencatatkan penguatan.

Kinerja pasar keuangan Indonesia diharapkan tetap positif pada hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen penggerak pasar hari ini bisa disimak pada halaman 3 artikel ini. 

IHSG pada perdagangan kemarin mampu konsisten berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan. Indeks acuan Tanah Air tersebut berakhir menguat 0,5% ke 6.864,19. Penguatan ini memangkas perlemahan dua hari beruntun sejak awal pekan.


Berdasarkan data perdagangan, nilai transaksi mampu menembus Rp 9,96 triliun dengan volume perdagangan mencapai 15,56 miliar yang diperdagangkan lebih dari 1,2 juta kali. Data mencatat, mayoritas saham menguat sebanyak 294, sementara 223 lainnya mengalami koreksi, dan 231 sisanya stagnan.

Secara sektoral, beberapa sektor menjadi penopang IHSG pada perdagangan kemarin, yakni sektor properti (2%), bahan baku (1,31%), energi (1,07%), dan keuangan (0,95%).

Saham perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi penopang IHSG paling besar di sesi I, yakni mencapai 16,9 indeks poin. Saham BMRI pun kembali menyentuh rekor tertinggi barunya (all time high/ATH) pasca stock split di Rp 5.525/unit.

Tak hanya saham BMRI saja, salah satu bank raksasa lainnya yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menjadi movers IHSG pada perdagangan kemarin yakni sebesar 2,9 indeks poin.

Dari pasar keuangan lain, Mata uang Garuda kembali melanjutkan penguatannya meskipun dibayangi sejumlah sentimen negatif dari Jepang dan China.

Dilansir dari Refinitiv, pada perdagangan kemarin, rupiah kembali menguat 0,03% terhadap dolar AS ke angka Rp 14.985/US$1. Penguatan Rupiah kemarin meneruskan tren positif Selasa (18/7/2023) yang ditutup di posisi Rp 14.990/US$1.

 

Penguatan rupiah terjadi di tengah kabar buruk dari China. Sebagaimana diketahui, Bank Sentral China (PBoC) telah mengumumkan suku bunga tenor satu tahun dan lima tahun tidak naik maupun turun alias sama dengan periode sebelumnya. Data Loan Prime Rate tenor satu tahun di angka 3,55% sedangkan tenor lima tahun di posisi 4,20%

Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar yang tetap mempertahankan suku bunganya dibandingkan periode sebelumnya.


(aum/aum)
Pages