Market Commentary

Sebulan Naik 158%, Saham ALKA Calon UMA?

Tim Riset, CNBC Indonesia
Senin, 17/07/2023 15:58 WIB
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten industri aluminium yakni PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) terpantau melonjak pada perdagangan sesi II Senin (17/7/2023).

Per pukul 15:33 WIB, saham ALKA melejit 18,95% ke posisi Rp 910/saham. Saham ALKA pada sesi II bergerak di rentang harga Rp 760 - Rp 940 per saham.

Saham ALKA sudah ditransaksikan sebanyak 2.340 kali dengan volume sebesar 3,43 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 2,98 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 461,98 miliar.


Hingga pukul 15:33 WIB, di order offer atau jual, terdapat 20 lot antrian di harga Rp 920/saham atau sekitar Rp 1,8 juta. Sedangkan antrian jual terbanyak berada di harga Rp 955/saham atau di batas atasnya yang mencapai 2.347 lot atau sekitar Rp 224,1 juta.

Sementara di order bid atau beli, terdapat 29 lot antrian di harga Rp 910/saham atau sekitar Rp 2,6 juta. Adapun antrian beli terbanyak berada di harga Rp 895/saham yang mencapai 2.422 lot atau sekitar Rp 216,8 juta.

Dalam seminggu saham ALKA sudah naik 58%, dan dalam sebulan sudah mengalami apresiasi sebanyak 158%. Sehingga saham ini rentan dikategorikan unsual market activity (UMA). 

Saham ALKA merupakan emiten yang bergerak dalam bidang perdagangan umum, perwakilan produk atau agen, kontraktor, industri manufaktur dan fabrikasi, pengolahan produk aluminium dan logam lainnya, percetakan dan real estate.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972 dan memulai kegiatan komersialnya di industri aluminium pada tahun 1973. Pada tahun 2001, perusahaan melakukan restrukturisasi dengan mengalihkan kegiatan operasional (spin-off) kepada anak perusahaan, PT. Alakasa Extrusindo.

Sejak saat itu, aktivitas utama perusahaan adalah berinvestasi di beberapa perusahaan yang bergerak dalam perdagangan dan di perusahaan industri aluminium.

Namun, ada kecenderungan bahwa pergerakan saham ALKA dinilai tidak wajar. Hal ini karena secara valuasi, saham ALKA sudah tergolong mahal jika dibandingkan dengan rata-rata industri.

Dari price to earnings ratio (PER) yang disetahunkan (annualised) ALKA sudah mencapai 25,82 kali, berada di atas rata-rata industri yang mencapai 24,05 kali.

Sedangkan price to book value (PBV) ALKA sudah sebesar 2,61 kali, juga berada di atas rata-rata industri yang mencapai 2,05.

Adapun penerima manfaat akhir (ultimate beneficial owner) dari saham ALKA adalah Keluarga Soetoyo, dalam hal ini Jacob Soetoyo.

Beliau merupakan presiden komisaris, presiden direktur, komisaris di sejumlah perusahaan di bawah bendera Gesit Group.

Jacob Soetoyo juga tergabung dalam JS Brother Fund Foundation. Merupakan sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial dengan beranggotakan Jahja Soetoyo, Meiriana Soetoyo, dan Meiriani Soetoyo.

Dan sampai dengan saat ini, pengusaha sukses ini memiliki kedudukan sebagai Presiden Direktur PT Gesit Sarana Perkasa.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Lanjut Menghijau, Tembus Level 7.100-an