IHSG Cerah Lagi, 5 Saham Ini Jadi Penopangnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan sesi I Senin (17/7/2023), di mana sudah enam hari beruntun IHSG menguat.
Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG menguat 0,48% ke posisi 6.902,72. IHSG akhirnya berhasil kembali menyentuh level psikologis 6.900, di mana IHSG terakhir menyentuh level psikologis ini pada akhir April lalu.
Secara sektoral, tiga sektor menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi I hari ini, yakni sektor teknologi sebesar 1,24%, sektor konsumer non-primer sebesar 1,11%, dan sektor energi sebesar 1,01%.
Beberapa saham juga turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut kembali menguat.
Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
GoTo Gojek Tokopedia | GOTO | 13,11 | 119 | 5,31% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 8,21 | 5.600 | 1,36% |
Bayan Resources | BYAN | 2,98 | 18.975 | 0,93% |
Telkom Indonesia | TLKM | 2,49 | 3.950 | 0,51% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 1,01 | 2.390 | 1,27% |
Sumber: Refinitiv
Saham teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi penopang IHSG paling besar di sesi I hari ini, yakni mencapai 13,1 indeks poin.
IHSG kembali menguat setelah dirilisnya data neraca perdagangan Indonesia pada periode Juni 2023 dan reshuffle kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan tercatat tembus US$ 3,45 miliar pada Juni 2023. Surplus ini naik karena adanya penurunan impor menjadi US$ 17,15 miliar atau turun 19,40% dari bulan sebelumnya.
Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Mei 2023 yang mencapai US$ 0,44 miliar. Dengan demikian, RI telah mencetak surplus selama 38 bulan beruntun.
"Pada Juni 2023 ini, neraca perdagangan barang kembali mengalami surplus US$ 3,45 miliar. Namun bisa dicatat angka penurunan impor lebih besar dibandingkan ekspor," kata Sekretariat Utama BPS Atqo Mardiyanto, dalam rilis BPS, Senin (17/7/2023).
Dia menambahkan surplus ini meningkat tajam dari bulan sebelumnya, tetapi masih lebih rendah dari bulan Juni 2022.
"Lebih ditopang oleh komoditas nonmigas yang mencapai US$ 4,42 miliar dengan komoditas penyumbang surplus bahan bakar mineral, kode HS-27," paparnya.
Adapun, surplus kali ini sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni 2023 akan mencapai US$ 1,17 miliar.
Impor pada Juni memang tercatat turun 19,40% menjadi US$17,15 miliar didorong oleh penurunan impor mesin dan peralatan mekanik, impor kendaraan dan bagiannya, serta impor migas.
Di lain sisi, pelaku pasar di dalam negeri juga cenderung merespons positif dari reshuffle kabinet pemerintahan Presiden Jokowi pada hari ini.
Pada pagi hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik beberapa menteri dan Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara.
Beberapa menit setelah pelantikan Menkominfo, beberapa Wakil Menteri, dan dua Watimpres baru, pasar langsung merespons positif, terlihat dari pergerakan IHSG yang nyaris melesat 1% di awal perdagangan sesi I hari ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)