Sinyal Keras IPO Perusahaan BUMN Muncul di DPR
Jakarta, CNBC Indonesia - Holding rumah sakit (RS) BUMN, PT Pertamedika Indonesia Heathcare Corporation/Pertamedika (IHC) berencana akan melepas sahamnya di Bursa Efek Indonesia atau pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dalam waktu dekat.
"Rencana ke depan kami akan melakukan IPO," kata Direktur Utama IHC Mira Dyah Wahyuni saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI di gedung DPR RI Jakarta, Rabu (12/7).
Mira mengungkapkan, selain melakukan IPO, perseroan juga akan melakukan pengembangan rumah sakit di RS Pelni (Merial Tower). Selanjutnya, RS Pertamina RSPP, Balongan, Cirebon, dan RSPJ. Dan melakukan perbaikan atau renovasi di beberapa rumah sakit kecil yaitu, RS Rantau, RS Brandan, dan RS Tanjung.
"RSPP dan RS yang dimiliki Pertamedika Pertamina tapi RS nya kurang memadai. Kita akan melakukan perbaikan-perbaikan fisik dan fasilitas seperti renovasi," jelasnya.
Selain itu, Mira melanjutkan, perseroan juga akan membuat rumah sakit baru, di antaranya RS Internasional Bali, RS Khusus Cacer UNPAD, RS tipe C di Balikpapan, dan RS Kenten di Sumatra Selatan (Sumsel).
Di samping itu, perseroan juga akan melakukan akuisisi RS Semen Padang, RS Antam Medika, RS Garam, RS Semen Gresuk, dan RS PTPN III.
Sebelumnya, pada tahun 2021 kabar IPO IHC sudah terdengar. Saat itu perseroan mencari pendanaan senilai US$ 300 juta-US$ 400 juta atau kisaran Rp 4,35 triliun-Rp 5,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$). Pencarian dana ini dilakukan melalui investor strategis.
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan pendanaan ini dibutuhkan sebab holding rumah sakit ini perlu melakukan pengembangan bisnis yang signifikan ke depan. Namun saat ini mekanisme pencarian dananya masih dikaji.
"IHC perlu melakukan pengembangan signifikan. Kita masih dalam tahap kajian mengenai penguatan modal seperti apa dan dengan mekanisme apa," kata Pahala kepada CNBC Indonesia, Jumat (13/8/2021) pekan lalu.
Rencana IPO ini sebelumnya sudah disampaikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. "Hal lain di kesehatan holding rumah sakit ini berpotensi ke depan untuk ikut lakukan corporate action menjadi perusahaan terbuka. Jumlahnya [rumah sakit] sekarang 70, kita mau jadi 150 toh dapat penghargaan rumah sakit yang baik dalam penanganan Covid," kata Erick dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Jumat (30/7/2021).
(mkh/mkh)